TEMPO.CO, Jakarta - Waduk Jatigede mulai beroperasi penuh dan bisa dimanfaatkan oleh petani yang tinggal di sekitarnya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjamin pasokan air Waduk Jatigede mencapai potensi optimal yakni mengairi 90 ribu hektare lahan yang berada di Indramayu, Majalengka, serta Cirebon.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menilai keberadaan Waduk Jatigede bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Pantura Jawa seperti Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Sumedang. Waduk tersebut bisa dimanfaatkan untuk irigasi, pengendali banjir, pembangkit listrik, dan air baku masyarakat. “Karena ketersediaan air di hilir DAS (daerah aliran sungai) Cimanuk semakin langka pada saat musim kemarau tiba,” ujar Basuki dalam siaran persnya, Jumat, 7 April 2017.
Baca juga: Jawa Barat Jadikan Waduk Jatigede Sebagai Destinasi Wisata
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Imam Santoso menyatakan seluruh fungsi dari Waduk Jatigede sudah berjalan secara optimal sesuai rencana pembangunan. Imam menuturkan Menteri Sumber Daya Air China Chen Lei yang ikut hadir dalam peninjauan Waduk Jatigede, mengaku puas atas proyek tersebut karena selesai tepar waktu.
“Selain untuk keperluan irigasi, juga untuk kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik. Selain itu akan menjadi penghasil listrik sebesar 110 megawatt yang saat ini dalam tahap pembangunan,” ujar Imam.
Menurut Imam, Waduk Jatigede juga berfungsi sebagai pengendali banjir ketika hujan tiba, yaktu mengendalikan aliran air sungai Cimanuk sehingga tidak melebihi kapasitas. Adapun pembangunan Waduk Jatigede merupakan proyek percontohan antara Indonesia dan China dalam pembangunan bendungan.
Pembangunan Waduk Jatigede memakan biaya sekitar US$ 467 juta dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk pinjaman dari Pemerintah China. Imam berharap Waduk Jatigede dapat meningkatkan intensitas tanam khususnya padi di Daerah Irigasi Rentang, sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan kita secara nasional.
LARISSA HUDA