TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang merupakan tempat menarik untuk berinvestasi bagi pengusaha Inggris.
"Indonesia menjadi sangat menarik bagi pengusaha Inggris," kata Rizal setelah mendampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menerima kunjungan Menteri Koordinator Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox di Jakarta, Kamis, 6 April 2017.
Dalam pertemuan tersebut, Fox didampingi Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Moazzam Malik beserta staf.
Baca: BKPM: Investasi Eropa di Indonesia Tembus Rp 172,9 Triliun
Dibahas beberapa hal terkait kemitraan dalam bidang ekonomi, termasuk mengenai kemungkinan keterlibatan Inggris dalam berbagai proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan pemerintah Indonesia.
"Banyak yang bisa dilakukan, ada tawaran expertise financing. Nanti akan ada misi di bulan Mei yang akan datang dari London. Kita akan padukan dengan prioritas proyek infrastruktur kita. Setelah itu ada follow up dari pembiayaannya," katanya.
Hal lain ihwal perundingan bilateral perdagangan dengan Inggris akan dibahas lagi secara intens setelah berakhirnya perundingan perdagangan atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa.
Simak: Ketidakpastian Brexit, Toyota Terus Tambah Investasi di Inggris
Saat ditemui usai pertemuan tersebut, Fox mengatakan komitmen bantuan siap diberikan Inggris untuk mendukung investasi dalam sektor infrastruktur, tidak hanya dalam hal pembiayaan, tapi juga bantuan teknis lain.
"Inggris memiliki banyak keahlian dan telah menangani berbagai proyek dari segi desain, kelistrikan, juga pembiayaan. Kami bisa membawa mitra untuk menangani proyek besar. Jadi tadi kami saling berdiskusi untuk menciptakan kesempatan," kata Fox.
Dalam pembicaraan yang berlangsung selama satu jam itu juga terdapat diskusi untuk memperkuat komitmen perdagangan, investasi, dan kemitraan ekonomi kedua negara yang selama ini telah terjalin.
"Kami membicarakan hubungan perdagangan setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa, termasuk bagaimana kembali membangun komitmen perdagangan dan sepakat melakukan kerja sama di masa mendatang, tapi detailnya belum bisa disampaikan," ucap Fox.
ANTARA