Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turun dari 2016, Ekonomi Asia Pasifik Akan Tumbuh 5,7 Persen

image-gnews
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. shutterstock.com
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik pada 2017 mencapai 5,7 persen. Menurut Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada, angka tersebut turun dibandingkan pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik 2016 yang mencapai 5,8 persen.

Yasuyuki mengatakan, pertumbuhan ekonomi Asia didorong oleh meningkatnya permintaan eksternal dan membaiknya harga komoditas. Faktor-faktor tersebut menjadikan Asia sebagai kontributor pertumbuhan terbesar bagi ekonomi global, yakni sebesar 60 persen.

“Asia yang sedang berkembang terus mendorong perekonomian global meskipun kawasan ini menyesuaikan dengan perekonomian Tiongkok yang saat ini lebih didorong oleh konsumsi dan terancam risiko global,” kata Yasuyuki dalam risetnya, Kamis, 6 April 2017.

Baca: Risiko Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menurut ADB

Yasuyuki menilai, walaupun terdapat ketidakpastian dalam perubahan kebijakan di negara-negara maju, fundamental perekonomian sebagian besar negara-negara di Asia siap untuk menghadapi potensi terjadinya guncangan jangka pendek.

Perekonomian negara yang berbasis industri, menurut Yasuyuki, menguat dengan pertumbuhan Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang yang diprediksi mencapai 1,9 persen pada 2017. Ekonomi AS akan didorong oleh meningkatnya keyakinan konsumen serta menurunnya pengangguran.

Namun, Yasuyuki menilai, masih terdapat risiko ketidakpastian arah kebijakan ekonomi AS. "Eropa terus menguat tapi sedikit terganggu akibat Brexit. Sementara Jepang masih bergantung pada kemampuannya mempertahankan pertumbuhan ekspor agar bisa ekspansi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: ADB Jelaskan Mengapa Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh

Risiko lainnya di Asia, menurut Yasuyuki, adalah kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat atau Fed Fund Rate. Hal itu dinilai akan mempercepat aliran modal keluar. "Meskipun risiko ini agak berkurang oleh melimpahnya likuiditas di kawasan ini," katanya.

Yasuyuki berujar, efek dari pengetatan kebijakan moneter AS akan terjadi perlahan. Negara dengan nilai tukar fleksibel dapat mengaiami depresiasi mata uang yang lebih dalam. "Untuk negara dengan nilai tukar yang dikontrol pemerintah cenderung kurang terpengaruh," tuturnya.

Di sisi domestik, menurut Yasuyuki, kenaikan utang di beberapa negara juga meningkatkan risiko. Dia menyarankan agar mereka mengatasi risiko itu kebijakan makro yang hati-hati. "Seperti pengetatan debt-to-income ratio untuk pinjaman," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

7 hari lalu

Pembeli beristirahat di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Pemerintah akan kembali menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1 persen menjadi 12 persen, yang mulai berlaku pada tahun depan atau per 1 Januari 2025.  TEMPO/Tony Hartawan
Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp99,5 triliun untuk THR dan gaji ke-13 aparatur sipil negara tahun ini.


THR dan Gaji ke-13 ASN Dinilai Tak Efektif Kerek Perekonomian, Ekonom: Perbaiki Upah Pekerja Sektor Industri dan Jasa

8 hari lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Antara
THR dan Gaji ke-13 ASN Dinilai Tak Efektif Kerek Perekonomian, Ekonom: Perbaiki Upah Pekerja Sektor Industri dan Jasa

Ekonomi CORE Eliza Mardian mengatakan, THR dan gaji ke-13 ASN tak berdampak signifikan bagi perekonomian.


Cenderung Menguat, Analis Sebut Investasi Emas Tahun Ini Menjanjikan

16 hari lalu

Ilustrasi emas. Shutterstock
Cenderung Menguat, Analis Sebut Investasi Emas Tahun Ini Menjanjikan

Analis pasar sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan prospek investasi emas tahun ini akan menjanjikan.


Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

23 hari lalu

Dua siswa membawa tempat berisi makan saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.


OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil di Tengah Ketidakpastian Perekonomian Global

24 hari lalu

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar (tengah), beserta jajarannya dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024 di The St. Regis, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil di Tengah Ketidakpastian Perekonomian Global

OJK mengungkapkan, sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global karena disokong oleh permodalan dan likuiditas yang baik.


Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

27 hari lalu

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

Bank Dunia menilai program andalan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran tersebut bisa memberikan dampak pada ekonomi.


UN Women: Berinvestasi pada Perempuan dapat Meningkatkan PDB

27 hari lalu

Petugas menyiapkan makan untuk para lansia yang tinggal di rumah untuk lansia Silver Villa Koyama, di  Tokyo, 13 Maret 2018. Menteri Kesehatan Jepang mengatakan lima juta dari 35 juta orang Jepang yang berusia 65 tahun atau lebih diperkirakan tinggal di fasilitas perawatan khusus. AP
UN Women: Berinvestasi pada Perempuan dapat Meningkatkan PDB

UN Women mencatat masih dibutuhkan US$360 miliar dolar secara global untuk mendanai upaya-upaya kesetaraan gender bagi kesejahteraan perempuan


Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

29 hari lalu

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan adanya kemiripan perekonomian antara Indonesia dan Brasil. Apa saja?


Rupiah Sore Ini Melemah Dekati Rp 15.700 per Dolar AS, Besok Fluktuatif

30 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Rupiah Sore Ini Melemah Dekati Rp 15.700 per Dolar AS, Besok Fluktuatif

Untuk perdagangan besok, analis memprediksi rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp 15.680 hingga Rp 15.750 per dolar AS.


Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

30 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Perpedin Sebagai Bagian Dari Penggerak Perekonomian

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi Perkumpulan Pengusaha Disabilitas Indonesia (Perpedin) yang menjadi wadah bagi para penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi.