TEMPO.CO, Jakarta – Korporasi beton, PT Wijaya Karya Beton Tbk, mengantongi kontrak baru Rp 1,5 triliun sepanjang Januari-Maret 2017 atau sekitar 24 persen dari target Rp 6,3 triliun sepanjang tahun.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton Puji Haryadi memaparkan kontrak baru tersebut berasal dari sejumlah proyek seperti pembangunan jalan tol, pembangunan listrik tenaga uap hingga proyek jalan layang kereta api.
Baca:
Geopolitik Dorong Emas Sentuh Level Tertinggi
Semen Baturaja Incar Pertumbuhan Laba
Kredit UMKM BNI Didominasi Sektor Perdagangan
“(Kontrak itu) dari proyek PLTU Cilacap 1 x 1.000 megawatt, proyek tol Lampung, proyek tol Surabaya-Gempol, proyek pabrik gula di Sumatra Selatan, proyek jalan layang kereta api, proyek pengendali banjir Kaligawe, serta proyek kilang pengolahan di Papua Barat,” katanya ketika dihubungi, Selasa, 4 April 2017.
Seperti diketahui, emiten berkode saham WTON itu menargetkan kontrak baru Rp 6,3 triliun pada 2017 atau meningkat 3,27 persen dibanding realisasi Rp 6,1 triliun pada 2016. Kontrak baru yang diperoleh pada 2016 dan ditargetkan pada 2017 tersebut sebagian berasal dari proyek yang pekerjaan konstruksinya digarap oleh induk usahanya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Kontrak baru yang diperoleh pada 2016 dan ditargetkan pada 2017 tersebut sebagian berasal dari proyek yang pekerjaan konstruksinya digarap oleh induk usahanya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Dengan target kontrak baru tersebut, berdasarkan paparan manajemen sebelumnya, perusahaan menargetkan penjualan sekitar Rp 5,1 triliun pada 2017 atau meningkat 46,55 persen dibanding Rp 3,48 triliun pada 2016.
Sejauh ini, perusahaan membagi usahanya ke tiga segmen yaitu segmen beton pracetak putar, segmen beton pracetak non-putar dan segmen jasa dengan pendapatan paling banyak berasal dari segmen putar per akhir Desember 2016.
Dengan penjualan tersebut, perusahaan mengincar laba bersih sekitar Rp 330 miliar sepanjang 2017 atau meningkat dibanding Rp 272,43 miliar laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2016.