TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III masih memerlukan lahan reklamasi seluas 22 hektare untuk pembangunan Pelabuhan Gili Mas, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Untuk pembangunan Pelabuhan Terminal Gili Mas, kami akan melakukan reklamasi lahan seluas 22 hektare," kata Widyaswendra, VP Corporate Communications Pelindo III, seperti siaran resmi yang diterima Bisnis, Minggu, 2 April 2017.
Menurut Widyaswara, hingga saat ini Pelindo III masih menunggu keluarnya izin terkait hal itu dari Kemenhub, sehingga proyek tersebut dapat segera dikerjakan. Pasalnya, untuk kebutuhan lahan lain yang harus dibebaskan, sudah tidak menjadi masalah. "Saat ini sudah terdapat lahan 60 hektare disisi darat yang sudah siap dibangun," tambah Direktur Komersial dan Operasional Pelindo III Muhammad Iqbal.
Pada saat kunjungan kerja ke Lombok pada akhir pekan lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa Senin, 3 April 2017, izin tersebut sudah bisa diperoleh Pelindo III. "Senin, 3 April 2017, saya pastikan izn reklamasi sudah keluar, sehingga Pelindo III bisa mulai pembangunan Terminal Gili Mas," kata Menhub.
Baca: Presdir Taspen Life : Potensi Asuransi Masih Sangat Besar
Menhub Budi Karya meminta agar pembangunan dipercepat sehingga Pelabuhan Gili Mas dapat beroperasi penuh pada Mei 2019. "Dermaga cruise dan roro saya minta sudah selesai 2018, kemudian dermaga kontainer Mei 2019 dan langsung operasi. Memang sesuai rencana pembangunan Terminal Gili Mas sebelumnya selesai 2020 sekarang kita percepat agar operasional Pelabuhan Gili Mas siap di 2019,” ujar Menhub.
Pelabuhan Gili Mas nantinya memiliki draf -14m LWS sehingga bisa menampung kapal cruise yang selama ini tidak bisa sandar di Pelabuhan Lembar. Selain itu, akan memiliki kapasitas lapangan penumpukan petikemas yang mampu menampung 200.000 – 300.000 kontainer.
Lihat: Lahan Bebas, Sirkuit MotoGP di KEK Mandalika Segera Dibangun
Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelindo III Husein Latief menyatakan, Pelindo III sudah melaksanakan groundbreaking pembangunan Terminal Gili Mas pada 22 Desember 2016 dan telah mengeluarkan anggaran Rp 90 miliar untuk membebaskan lahan seluas 60 hektare. "Terminal Gili Mas nanti dilengkapi dengan dua buah crane dengan kapasitas 24 box/jam dan panjang dermaga mencapai 480 meter," kata Husein.
Menteri Budi Karya juga berharap Pelabuhan Terminal Gili Mas akan memperpebesar pergerakan logistik ke lombok dan memastikan harga-harga akan lebih murah serta barang-barang dari Lombok dapat dibawa keluar. "Harapannya kita akan mengintensifkan pergerakan logistik yang selama ini menggunakan anggkutan darat dari Surabaya dan Bali untuk dipindahkan dengan kapal roro," ujarnya.
Budi Karya mengatakan kehadiran Pelabuhan Terminal Gili Mas ini juga untuk meningkatkan pariwisata di Lombok.