TEMPO.CO, Jakarta – Emiten operator taksi PT Blue Bird Tbk akan mengoptimalkan pendapatan dari lini bisnis baru yang dirintis perseroan sejak 2016, yakni paket wisata. Blue Bird juga gencar melirik peluang bisnis lain.
Michael Tene, Head of Investor Relation Blue Bird, mengatakan, sejak diluncurkan pada akhir tahun lalu, bisnis baru ini menunjukkan kontribusi yang baik terhadap pendapatan. Adapun paket wisata yang disediakan emiten berkode saham BIRD ini adalah Big Bird Jalan-Jalan dan shuttle bus Jakarta ke kota satelit. Perseroan berharap kontribusi dari lini bisnis akan semakin baik ke depan.
Baca: Kemenpar Promosi Wisata Layar kepada Pebisnis Australia
Michael tidak menampik bawah keputusan perseroan untuk berinovasi merintis lini bisnis baru tersebut disebabkan oleh sengitnya persaingan angkutan nontrayek pada tahun lalu karena menjamurnya angkutan berbasis aplikasi. Michael mengatakan bisnis Big Bird Jalan-jalan merupakan upaya optimalisasi pemanfaatan aset bus milik perseroan yang biasanya sehari-hari digunakan sebagai bus sekolah untuk antar dan jemput sisa.
Saat ini, sudah ada empat rute pergi-pulang yang ditawarkan perseroan, yakni Jakarta-Bandung, Jakarta-Cirebon, Jakarta-Jungle Land, dan Jakarta-Yogyakarta. “Jika nanti pertumbuhannya sangat cepat dan permintaan membesar, tidak tertutup kemungkinan tambah armada bus untuk memenuhi demand itu. Untuk saat ini, kita utilisasi dulu dari aset yang ada,” katanya, Rabu, 29 Maret 2017.
Baca: Kejar Penerimaan Devisa Wisata, Ini yang Dilakukan Pemerintah
Secara konsolidasi, Grup Blue Bird akan menggenjot kontribusi sektor bisnis nontransportasi, seperti bengkel, bisnis pelumas, properti, dan logistik, seiring dengan perluasan operasi perusahaan.
Baru-baru ini Grup Blue Bird telah menggandeng perusahaan Malaysia UMW Berhad untuk memasarkan pelumas bermerek Blue Power. “Kami berharap kontribusi non transportasi, bisa 50 persen dalam lima tahun ke depan,” ujar Noni Purnomo, Direktur Utama Grup Blue Bird, belum lama ini.
Dia mengungkapkan, sampai sekarang, bisnis nontransportasi Blue Bird telah menyumbang sebesar 30 persen terhadap kinerja perusahaan. Sejak dua tahun lalu, singgung Noni, perusahaan telah gencar melakukan diversifikasi.
Hingga saat ini, penghasilan Grup Blue Bird masih ditopang terutama dari bisnis transportasi lewat operasional taksi yang terdiri atas merek Blue Bird, Pusaka, dan Silver Bird, ataupun penyewaan mobil dan bus. Grup tersebut kini telah memiliki bisnis logistik, karoseri, industri suku cadang, properti, dan bisnis alat berat.