TEMPO.CO, Jeddah - Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk memangkas pajak penghasilan yang dibebankan kepada Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco). Insentif pajak itu untuk membantu memperlancar rencana penawaran umum perdana saham (IPO) badan usaha milik negara Arab Saudi di sektor minyak dan gas itu yang direncanakan tahun depan. Rencana IPO Saudi Aramco bakal menjadi yang terbesar di dunia.
Sebuah surat keputusan Kerajaan Arab yang terbit pada Senin, 27 Maret 2017, waktu setempat menyebutkan bahwa tarif pajak penghasilan bagi Saudi Aramco ditetapkan sebesar 50 persen. Angka itu dipangkas dari sebelumnya 85 persen ditambah royalti 20 persen yang dikenakan pada tahap yang berbeda. SK kerajaan ini tidak menyebutkan soal royalti dan berlaku surut sejak 1 Januari 2017.
Baca : Saudi Aramco Pilih Investasi di Kilang Cilacap
Pemangkasan pajak ini akan memangkas beban biaya yang harus dikeluarkan Saudi Aramco mencapai puluhan miliar dolar Amerika Serikat. Kondisi itu akan membuat saham perusahaan makin menarik minat investor swasta. Menurut beberapa sumber Kantor Berita Reuters, Otoritas Saudi telah mempertimbangkan kebijakan ini dalam beberapa bulan terakhir.
“Perintah kerajaan itu merupakan bagian dari upaya menyukseskan rencana IPO Aramco. Saya yakin masih ada kebijakan-kebijakan lain menyusul dalam beberapa pekan dan bulan mendatang,” ujar seorang eksekutif di industri perminyakan.
“Itu menunjukkan bahwa pemerintah Saudi serius dalam merealisasikan rencana IPO Saudi Aramco. Dan ini merupakan pesan yang sangat kuat bagi mereka yang meragukan keseriusan pemerintah dalam mendukung IPO tersebut,” imbuhnya.
Baca : Aramco Jadi Perusahaan Migas Terbesar, Ini Sejarahnya
Pemerintah Saudi berencana melepas 5 persen saham Aramco ke publik, di Bursa Efek Riyadh dan setidaknya satu bursa efek di luar negeri. Langkah itu seiring target pemerintah untuk meraih pendanaan guna berinvestasi di industri baru. Kerajaan Saudi sedang berupaya mendiversifikasi ekonominya dari sebelumnya yang terlalu bergantung pada ekspor minyak, sedangkan harga minyak sedang tren melemah dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah Saudi memprediksikan upaya IPO akan mendongkrak nilai perusahaan menjadi US$ 2 triliun (sekitar Rp 26.675 triliun) atau lebih. Namun banyak analis meragukan valuasi saham perusahaan mampu mencapai angka tersebut. Mereka memperkirakan nilai valuasi saham Aramco hanya sekitar US$ 1 triliun (sekitar Rp 13.309 triliun). Namun dengan insentif pemangkasan pajak jadi 50 persen tersebut, mereka memperkirakan nilai valuasi saham Aramco bisa mendekati US$ 2 triliun.
“Kebijakan strategis ini akan menguntungkan Arab Saudi, penduduknya dan generasi mendatang,” ujar Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed al-Jadaan, dalam keterangan tertulisnya ihwal pemangkasan pajak tersebut.
Baca : Siap IPO, Saudi Aramco Bidik Bursa Singapura
Pemerintah Arab Saudi saat ini sedang berjuang untuk menutupi defisit anggaran akibat rendahnya harga minyak. Nilai defisit tahun lalu mencapai US$ 79 miliar (sekitar Rp 1.051 triliun). Sumber pendapatan negara Arab Saudi lebih dari 60 persen berasal dari minyak. Sehingga pemangkasan pajak tersebut diprediksikan akan berdampak pada anggaran negara.
Para analis memperkirakan kebijakan tersebut kemungkinan tidak terlalu besar dampaknya karena berkurangnya sumber pendapatan dari pajak Aramco akan digantikan oleh pendapatan dari dividen perusahaan itu. Namun hingga kini Aramco belum mengumumkan rencana kebijakan pembagian dividen pasca IPO nantinya.
Baca : Aramco akan Catatkan IPO Terbesar di Dunia, Ini Rinciannya
Jadaan menjamin pemangkasan pajak akan mampu digantikan oleh stabilnya pembayaran dividen oleh BUMN, dan sumber lainnya termasuk laba dari investasi. Dia menyatakan bahwa anggaran negara 2017 sudah dirancang dengan mempertimbangkan pemangkasan pajak tersebut. Dengan begitu pendapatan pemerintah dan layanan publik tidak akan terpengaruh.
Beberapa eksekutif di industri minyak menyatakan pelaksanaan IPO akan membantu Aramco untuk ekspansi bisnisnya sesuai dengan prinsip pasar dan membentuk kemitraan dengan perusahaan-perusahaan swasta di seluruh dunia. Aramco merupakan BUMN paling efisien di Arab Saudi.
Baca : Aramco akan IPO, Apa Hubungannya dengan Kerajaan Arab?
Dalam pernyataan tertulisnya, CEO Aramco, Amin Nasser menyatakan pemangkasan pajak itu akan membantu perusahaan berkembang sesuai dengan standar internasional.
REUTERS | ABDUL MALIK