TEMPO.CO, Shanghai - Maskapai penerbangan Cina, China Southern Airlines, sedang melakukan pembicaraan dengan maskapai asal Amerika Serikat, American Airlines, terkait rencana perjanjian jual beli saham. Langkah itu seiring target kedua maskapai untuk menggenjot rute penerbangan dua maskapai di dua negara yang merupakan pasar terbesar tersebut.
Seperti dilansir Kantor Berita Reuters, Senin, 27 Maret 2017, jika kesepakatan ini tercapai maka American Airlines akan menjadi maskapai asal AS kedua yang memiliki saham di maskapai Cina. Sebelumnya maskapai AS lainnya, Delta Air Lines telah mengakuisisi 3,55 persen saham China Eastern Airlines senilai US$ 450 juta (Rp 5,9 triliun) pada 2015 silam.
Baca : Pemerintah Tambah Stok 10 Ribu Ton Daging Impor untuk Lebaran
China Southern Airlines merupakan maskapai terbesar di Cina berdasarkan jumlah penumpang. Manajemen perusahaan menyatakan selain rencana kerja sama jual beli saham, kedua perusahaan juga berpeluang berkerja sama di bidang lain. Namun rencana itu masih harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan pemerintah.
Harga saham China Southern yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong tercatat naik 5,3 persen pada pembukaan Senin pagi, sementara perdagangan di Bursa Saham Cina masih disuspensi.
Perundingan antar dua maskapai tersebut bermula ketika Pemerintah Cina berjanji memajukan maskapai penerbangannya. Pemerintah Cina mengimplementasi kebijakan privatisasi atas badan usaha milik negara dengan membuka kerja sama modal dan investasi guna mencapai target daya saing dan investasi.
Baca : Bonus Demografi, Pendapatan per Kapita Bisa Tembus Rp 390 juta
Analis pada BOCOM International, Geoffrey Cheng, menilai kerja sama kedua maskapai adalah opsi terbaik bagi kedua perusahaan guna menawarkan jumlah penerbangan lebih banyak ke konsumen. Upaya ini untuk menyikapi kurangnya jumlah slot penerbangan yang tersedia. Jual beli saham antara kedua perusahaan juga akan memperkuat kerja sama kedua perusahaan.
“Langkah rasional adalah sebagaimana yang sudah dilakukan Delta dan China Eastern. Dengan kerja sama itu, maka kedua maskapai akan memiliki akses untuk membuka rute-rute penerbangan tambahan di kota-kota tier kedua di Cina dan Amerika Serikat,” ungkapnya.
DWI FEBRINA FAJRIN | ABDUL MALIK