Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Keuangan Ungkap Indonesia Makin Fokus ke Sumber Domestik

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Menteri Keuangan yang juga Ketua Pansel OJK Sri Mulyani usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Maret 2017. Pansel OJK menyerahkan 21 nama calon anggota Dewan Komisioner OJK kepada Presiden untuk selanjutnya diajukan kepada DPR guna menjalani uji kelayakan dan kepatutan.  TEMPO/Subekti
Menteri Keuangan yang juga Ketua Pansel OJK Sri Mulyani usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Maret 2017. Pansel OJK menyerahkan 21 nama calon anggota Dewan Komisioner OJK kepada Presiden untuk selanjutnya diajukan kepada DPR guna menjalani uji kelayakan dan kepatutan. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan fokus pada sumber-sumber domestik untuk menggerakkan perekonomian. Kebijakan ini diharapkan efektif untuk mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi global akibat strategi proteksi dagang Amerika Serikat.

Bank Dunia juga mengingatkan proteksi dagang yang ‘mungkin’ dijalankan AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump akan membebani neraca perdagangan Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tidak munculnya kesepakatan kuat dan komitmen bersama dari G20 untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi – karena komunikasi kebijakan yang protektif dari Amerika Serikat – merupakan sebuah kemunduran.

“Kebijakan proteksionisme tidak akan membantu mencapai 2 by 5 karena nanti justru makin memperlemah komitmen perbaikan fundamental dan competitiveness,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017.

Menurut dia, pencapaian pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota G20 juga masih berada di bawah harapan. Hal ini dikarenakan kebijakan dari sisi fiskal dan moneter kurang diikuti dengan kebijakan yang bersifat struktural-fundamental untuk memperbaiki ekonomi riil.

Dalam pertemuan G20 Leaders akhir 2014 di Brisbane, negara-negara anggota mematok target yang ambisius untuk produk domestik bruto (PDB) kolektif. Dalam komunike yang dihasilkan, setidaknya ada tambahan minimal 2 persen pada 2018.

Pada kenyataannya, menilik data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), laju PDB G20 melambat setelah ada akselerasi tipis pada 2014. Pada 2016, pertumbuhan ekonomi tercatat 3,0 persen, melambat dibandingkan dua tahun sebelumnya 3,4 persen.

Menkeu melanjutkan langkah untuk menghadapi arah kebijakan ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian adalah memperkuat sumber-sumber laju PDB yang berasal dari dalam negeri agar momentum pertumbuhan tetap terjaga.

Hal ini akan dilakukan dengan menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga di atas 5 persen yang salah satunya dengan menjaga tingkat inflasi. Investasi juga diharapkan masih bisa tumbuh sekitar 6 persen. Pada saat yang bersamaan, pemerintah akan perbaikan belanja APBN.

Eric Sugandi, Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) berpendapat dalam situasi ini memang semakin memperjelas kunci penjagaan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berasal dari domestik, terutama konsumsi rumah tangga.

Kebijakan proteksi ekonomi dan competitive devaluation, sambungnya, akan menghambat pertumbuhan ekonomi global dan bisa menekan volume perdagangan global. Memang masih ada peluang jika pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, dan Cina membaik.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro berpendapat negara-negara maju yang semakin protektif memang akan menyulitkan penambahan pertumbuhan ekonomi secara lebih cepat. Jika melihat tren perlambatan negara-negara yang mencakup 85 persen ekonomi dunia tersebut, target tambahan 2 persen dalam lima tahun tidak realistis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sebagian disebabkan perlambatan ekonomi China dan negara maju yang tidak mampu bersaing dagang, dan sekarang diperparah oleh bermacam proteksi baru,” katanya.

Proteksionisme ini pada gilirannya juga menyulut biaya produk yang lebih mahal bagi konsumen dalam negeri mereka. Kondisi ini juga berpotensi melemahkan konsumsi masyarakat secara umum.

Indonesia, lanjutnya, juga tumbuh lebih lambat dari rencana atau target Presiden Joko Widodo. Sisi positifnya, menurut Andry, ekonomi Tanah Air sudah rebound pada tahun lalu dan ada momentum laju yang lebih cepat pada tahun ini.

“Kuncinya mendorong peranan investasi swasta dalam negeri dan luar negeri. Ya , tahun ini proyeksi kami di 5,1 persen dan tahun depan di 5,3 persen,” katanya.

Country Director World Bank for Indonesia Rodrigo Chaves mengingatkan proteksionisme AS akan memberikan potensi risiko penurunan ekspor Indonesia.

Chaves menjelaskan AS merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar ketiga menyusul Cina dan Jepang. Alhasil, jika ada gangguan dalam arus perdagangan, gangguan itu akan menimbulkan efek disproporsi terhadap sektor manufaktur Indonesia.

"Selain itu, AS merupakan pasar penting bagi partner perdagangan Indonesia di kawasan yakni, Jepang dan Cina," ujarnya.

Jika ada ganguan dalam perdagangan antara AS dan negara di Asia Pasifik, World Bank melihat akan memberikan efek sekunder atau secondary effects kepada Indonesia akibat penurunan permintaan di dua negara tersebut.

Bank Dunia juga memperkirakan defisit neraca berjalan Indonesia akan tetap berada dalam kisaran 1,8 persen dari produk domestik bruto, atau tetap jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kendati demikian, World Bank tetap melihat adanya pertumbuhan nilai ekspor yang diproyeksikan akan melampaui nilai impor Indonesia.

Acting Lead Economist Hans Anand Beck mengungkapkan perbaikan nilai ekspor tersebut didukung oleh kenaikan harga komoditas pada kuartal pertama tahun ini.

"Kenaikan yang positif dari harga komoditas diharapkan berlanjut hingga sisa tahun ini," ujarnya.
BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

Komandan Militer Iran Nyatakan Siap Hadapi Serangan Israel
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.


ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

8 hari lalu

Logo ADB atau Asian Development Bank. (adb.org)
ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.


Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

17 hari lalu

Puncak Arus Mudik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta 6 April, 188.795 Penumpang Diprediksi Melintas
Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.


Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

27 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu perdana dengan wakil presidennya Gibran Rakabuming Raka hari ini, Jumat 22 Maret 2024. Dok Tim Prabowo
Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.


Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

28 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.


Deretan Janji Prabowo jika Terpilih jadi Presiden RI, dari Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hingga Swasembada Pangan

29 hari lalu

Deretan Janji Prabowo jika Terpilih jadi Presiden RI, dari Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hingga Swasembada Pangan

Ada banyak program yang Prabowo dan Gibran janjikan jika mendapat mandat untuk menjadi Presiden dan Wapres RI. Simak sejumlah janji saat kampanye itu.


Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

30 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso yang dinobatkan sebagai Pemimpin /CEO Terpopuler di Media Sosial 2022, untuk kategori BUMN Tbk.
Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.


PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

30 hari lalu

Porter mengangkut sekarung pakaian di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024.  Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 7//2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).  TEMPO/Tony Hartawan
PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

31 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.


Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

31 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajarannya menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Komisi XI DPR, Senin, 4 September 2023. Sumber: IG @smindrawati
Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

Menkeu Sri Mulyani Indrawati masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mampu menyentuh 5,2 persen.