TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan tetap menerbitkan tiga surat utang global sekaligus pada semester I 2017. Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting, mengatakan ketiga surat utang berdenominasi mata uang asing itu adalah obligasi dalam euro, yen, serta obligasi syariah atau sukuk dalam dolar Amerika Serikat.
"Yang sudah done adalah conventional global bonds. Sisanya kami rencanakan bisa (diterbitkan) di semester I ini kalau semuanya lancar," kata Loto saat ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 20 Maret 2017. Namun ia tidak merinci berapa total nilai ketiga global bond yang akan diterbitkan tersebut.
Baca : RI dan G20 Berkomitmen Perkuat Resiliensi Ekonomi Dunia
Menurut Loto, Kementerian Keuangan belum berencana untuk menerbitkan kembali obligasi global. Namun, penerbitan obligasi global bisa saja dilakukan jika Kementerian berencana untuk mengambil langkah prefunding. "Kalau ada prefunding ya prefunding. Kalau tidak ya tahun depan,” ungkapnya.
Loto mengatakan, pemerintah tetap akan menerbitkan seluruh surat utang global pada awal tahun ini meskipun bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunganya, Fed Fund Rate dari sebelumnya 0,75 persen menjadi 1 persen pada awal Maret lalu. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali sepanjang 2017 ini.
Baca : Dana Repatriasi Diprediksi Maksimal hanya Rp 145 Triliun
Menurut Loto, walaupun Fed Rate sudah dinaikkan, tingkat imbal hasil atau yield surat utang negara Indonesia malah bergerak turun. "Ternyata market sudah mengekspektasi, begitu FFR naik, dia (yield) tidak naik, malah bergerak turun," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI