TEMPO.CO, Jakarta - PT Panin Asset Management akan meluncurkan produk reksadana terbarunya, yaitu Panin Beta One, pada 31 Maret 2017. Panin Beta One merupakan reksadana saham yang akan dikelola dengan pendekatan kuantitatif.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan penghitungan reksadana tersebut lebih matematis dan dibuat menyamai kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan tracking error 3 persen. "Dibuat sama dengan indeks acuannya dengan harapan kinerjanya sama," katanya di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 20 Maret 2017.
Rudiyanto mengatakan IHSG dipilih sebagai indeks acuan karena memiliki kinerja terbaik sepanjang sejarah. Berdasarkan penelitian, kinerja jangka panjang IHSG mengalahkan indeks lain, seperti LQ45, Kompas100, dan Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI). Ia mengatakan rata-rata kinerja IHSG juga lebih baik dibanding rata-rata kinerja reksadana saham.
Baca: Panin Luncurkan Program Tabungan Panin Super Bonanza
Menurut Rudiyanto, penerbitan Panin Beta One didasari tren yang ada di dunia saat ini. Investor mulai beralih dari reksadana yang dikelola secara aktif ke reksadana pasif.
Di Amerika, reksadana pasif hanya sekitar 20 persen dari dana kelolaan. Namun porsinya meningkat menjadi 40-50 persen pada 2016. Dengan banyaknya investor asing masuk ke Indonesia, Rudiyanto mengatakan potensi reksadana pasif semakin besar.
Ia mengatakan beberapa investor sudah menyatakan minatnya. "Tapi kadang orang butuh waktu kalau IHSG sedang tinggi begini," katanya.
Simak: Panin Bank Gandeng BCA Terbitkan Kartu Flazz
Panin Beta One menggandeng BCA sebagai bank kustodian. Fee management yang diterapkan maksimal 3 persen. Investasi awal yang ditawarkan Rp 100 ribu.
Rudiyanto menargetkan dana kelolaan dari produk baru tersebut sebesar Rp 100 miliar dalam tiga bulan. "Diharapkan akhir tahun bisa mencapai Rp 400-500 miliar," ucapnya.
Dana kelolaan Panin Asset Management sendiri hingga Februari 2017 mencapai Rp 9,9 triliun. Jumlah tersebut tidak termasuk kontrak pengelolaan dana. Rudiyanto menargetkan dana kelolaan sebesar Rp 13-14 triliun pada akhir tahun ini atau naik sekitar 40 persen dari tahun lalu.
VINDRY FLORENTIN