TEMPO.CO, Jakarta - Empat jembatan layang (overpass) di Jawa Tengah direncanakan akan bisa difungsikan pada Lebaran 2017 mendatang. Jembatan layang tersebut antara lain Jembatan Layang Dermoleng dan Kretek di Brebes, serta Jembatan Layang Klonengan dan Kesambi di Tegal, Jawa Tengah.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto menuturkan, pihaknya optimistis pembangunan empat jembatan layang di Jawa Tengah berjalan sesuai jadwal dan dapat dilalui arus mudik Lebaran tahun ini. Keyakinannya tersebut muncul karena kendala yang dianggap krusial seperti pengadaan lahan, pemindahan utilitas listrik PLN dan palang pintu perlintasan kereta api telah berhasil diatasi.
“Ada dua tempat yang memang alami keterlambatan dari jadwal perencanaan, sebesar tiga persen, namun saya yakin kita masih bisa mengejarnya,” ujar Arie Setiadi Moerwanto dalam pesan tertulisnya, Ahad, 19 Maret 2017.
Arie menambahkan, khusus untuk jembatan layang Dermoleng akan rampung 100 persen pada saat mudik nanti. Namun Arie juga menyampaikan kondisi lebih rumit ada pada konstruksi jembatan layang Klonengan. Meskipun yakin dapat digunakan secara fungsional, Arie menyatakan ada beberapa hal yang perlu segera ditangani. Satu hal yang menganjal adalah sewa menyewa lahan kereta api.
“Senin besok saya akan bertemu dengan Dirjen Kereta Api dan Dirut PT KAI untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kalaupun kami harus menyewa tidak masalah,” tutur dia.
Terkait keberadaan saluran air di sisi kanan dan kiri jalan yang menajadi lokasi pembangunan akan dilakukan penanganan agar tidak menyebabkan genangan atau rembesan ke spot pekerjaan. Manajemen pengaturan lalu lintas dilakukan dan memperhatikan aspek keselamatan kerja bagi para pekerja maupun masyarakat sekitar.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun ini membangun beberapa jembatan layang untuk mengatasi kemacetan. Seluruh overpass tersebut dibangun dengan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) seperti yang diterapkan pada jembatan layang Antapani di Bandung, Jawa Barat.
Dengan teknologi tersebut, masa konstruksi jembatan layang berhasil diefisiensikan menjadi hanya sekitar enam bulan serta mampu menghemat biaya pembangunan hingga 70 persen dibandingkan teknologi konstruksi jembatan layang konvensional. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan teknologi ini akan terus digunakan terutama untuk perlintasan sebidang kereta api.
"Akan dibangun bertahap. Intinya semua perlintasan sebidang antara jalan kereta api dengan jalan nasional yang ada di kota akan diselesaikan dengan teknologi ini," kata Basuki beberapa waktu lalu.
DESTRIANITA