TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika (Fed Fun Rate) sebesar 0,25 basis point ke posisi 1 persen hanya berdampak temporer. Sejumlah investor atau pelaku pasar keuangan mampu mengantisipasi keputusan tersebut jauh-jauh hari.
Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, mengatakan nilai tukar rupiah justru stabil selepas kebijakan The Fed. Saat pengumuman berlangsung, nilai tukar rupiah menguat tipis ke level Rp 13.317 dari Rp 13.364 per dolar AS. Hingga kemarin, rupiah turun sedikit ke level Rp 13.342.
"Selain sudah diantisipasi pelaku pasar, suku bunga riil Indonesia masih lebih menarik dibanding Amerika," kata Leo, Jumat 17 Maret 2017.
Bukan hanya itu, kata Leo, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 1,32 miliar sepanjang Februari menjadi penekan gejolak pasar. "Surplus dapat menutup arus portofolio aliran dana keluar (outflow) dan membatasi volatilitas rupiah,” ujarnya.
Analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan nilai tukar rupiah bakal menguat setelah stagnan pada Februari-Maret. Sentimen kenaikan suku bunga The Fed justru mengurangi ketidakpastian pasar dalam beberapa bulan terakhir.
"Tingkat suku bunga 7-Days Reverse Repo Bank Indonesia yang tidak berubah diharapkan turut membantu penguatan lanjutan rupiah," kata dia. Reza mengatakan sikap pelaku pasar yang tidak panik berimbas pada penurunan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN).
SUN dengan tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yield -3,15 basis point, tenor menengah (5-7 tahun) turun 5,72 basis point, dan tenor panjang (8-30 tahun) turun 1,71 basis point.Bank Indonesia menilai suku bunga acuan repo 7 hari (7 Days Repo Rate) di level 4,75 persen mampu menahan risiko global.
Dengan tingkat inflasi rendah dan arus modal masuk (capital inflow) mencapai US$ 2,1 miliar atau Rp 28,02 triliun, gejolak ekonomi tak akan terjadi. "Return dari surat berharga masih positif bagi pelaku pasar,” kata Kepala Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo.
VINDRY FLORENTIN | ANGELINA ANJAR SAWITRI | PUTRI ADITYOWATI