TEMPO.CO, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia membukukan laba sebesar Rp 26,195 triliun pada 2016. Laba tersebut termasuk laba anak perusahaan, yakni BRI Agro, BRI Syariah, BRI Life, BRI Finance, dan BRI Remittance. Dari laba itu, 40 persen atau Rp 10,478 triliun ditetapkan sebagai dividen.
”Sedangkan sebesar 60 persen atau Rp 15,717 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan,” kata Wakil Direktur BRI Sunarso seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI di Gedung BRI, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Maret 2017.
Baca: Gantikan Asmawi Syam, Suprajarto Jadi Direktur Utama BRI
Sunarso berujar, berdasarkan simulasi BRI, kecukupan modal BRI masih sangat kuat meskipun laba perusahaan diambil 40 persen sebagai dividen. Dia optimistis rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI masih akan berada di atas 20 persen.
Kecukupan modal BRI untuk ekspansi dalam 1-2 tahun ke depan juga masih cukup walaupun tidak memperhitungkan penambahan laba ditahan. “CAR BRI sangat memadai untuk ekspansi dan memenuhi ketentuan minimal modal. CAR cukup untuk tumbuh secara organik ataupun anorganik.”
Simak: PT KAI Keluarkan Aturan, Ibu Hamil 7 Bulan ke Atas Dilarang Naik Kereta
Selain menetapkan dividen, disampaikan pula mengenai realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan I BRI tahap II dan tahap III 2016, yakni sebesar Rp 9 triliun. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan II BRI tahap I 2016 sebesar Rp 4,6 triliun juga dilaporkan.
ANGELINA ANJAR SAWITRI