TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan sejumlah perusahaan anggotanya tertarik menawarkan saham ke publik (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut dia, melantai di BEI dapat mendorong pertumbuhan perusahaan karena mendapat pembiayaan yang lebih baik.
"Hampir semua perusahaan yang masuk ke bursa tumbuh bagus," kata Adhi di BEI, Jakarta, Rabu, 15 Maret 2017.
Berdasarkan data Desember 2016, rata-rata pertumbuhan perusahaan mencapai 82 persen. Adhi mengatakan sudah ada dua perusahaan yang siap menawarkan saham perdananya tahun ini. Namun ia enggan membocorkan identitas lengkap mereka. "Itu perusahaan cokelat dan minuman," katanya.
Baca: Rini Targetkan Pertamina Masuk 3 Besar Perusahaan Migas Dunia
Adhi mengatakan jumlah perusahaan makanan dan minuman yang sudah melantai di Bursa saat ini masih sedikit. Menurut dia, hanya 15 perusahaan dari sekitar 500 anggota GAPMMI yang sudah melantai di BEI.
Meski baru sedikit, Direktur Pengembangan PT BEI Nicky Hogan mengatakan kelima belas perusahaan tersebut menyumbang nilai kapitalisasi pasar yang cukup besar. "Nilainya mencapai Rp 270 triliun," ujarnya. Jumlahnya mencapai 5 persen dari total market capital seluruh saham di BEI.
Nicky mengatakan return dari sektor consumer goods yang membawahi perusahaan makanan dan minuman pun meningkat. Jumlahnya naik 12,56 persen pada 2016. Hingga pertengahan Maret 2017, sektor consumer goods naik 3,52 persen.
Baca: Soal Dirut Pertamina yang Baru, Ini Jawaban Menteri Rini
"Ini menunjukkan industri makanan dan minuman sangat diminati di pasar modal kita," katanya.
Untuk mendorong partisipasi perusahaan makanan dan minuman di pasar modal, GAPMMI menyelenggarakan sosialisasi tentang IPO di BEI, pagi tadi. Perwakilan dari 24 perusahaan diberikan informasi mengenai keuntungan IPO, juga aturan perpajakan dan hukum yang berlaku.
VINDRY FLORENTIN