TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bergerak bervariasi. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 5.370-5.420 cenderung koreksi.
David mengatakan sentimen positif bagi IHSG terutama didorong isu individual terkait dengan rencana pembagian dividen sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Sedangkan sentimen negatif akan dipicu anjloknya harga komoditas energi dan tambang logam akhir pekan lalu," kata dia seperti dilansir dari keterangan tertulis, Senin, 13 Maret 2017.
Baca: Terimbas Sentimen Global, IHSG dan Rupiah Berportensi Melemah
Harga minyak mentah di Amerika Serikat akhir pekan lalu turun 1,6 persen di US$ 48,49 per barel. Selama sepekan terakhir, harga minyak mentah anjlok 9 persen. Harga nikel di London Metal Exchange akhir pekan lalu koreksi 2,3 persen di US$ 9917 per MT.
IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu kembali terkoreksi. Risiko pasar emerging market meningkat dan ditandai dengan penguatan dolar Amerika terhadap mata uang emerging market, termasuk rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika akhir pekan lalu sempat melemah mendekati Rp 13.400.
Harga komoditas tambang yang terkoreksi ikut memperburuk sentimen pasar. IHSG akhir pekan lalu sempat anjlok ke support harian di 5.370, sebelum akhirnya tutup di 5.390,677. Indeks koreksi tipis 11,709 poin atau 0,22 persen.
Baca: Minim Insentif Pasar Global, IHSG Rawan Koreksi
Selama sepekan, IHSG ditutup flat. IHSG sepekan kemarin bergerak konsolidasi dalam rentang terbatas naik-turun 58 poin. Sentimen pasar selama sepekan digerakkan sejumlah isu individual mengantisipasi rencana pembagian dividen menjelang rapat umum pemegang saham tahunan emiten pada bulan ini.
Dari eksternal, sentimen pasar digerakkan meningkatnya risiko pasar emerging market menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. Sentimen lain adalah anjloknya harga sejumlah komoditas tambang dan perkebunan serta rilis data perdagangan Cina pada Februari lalu yang mengecewakan pasar.
VINDRY FLORENTIN