TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan mewujudkan kedaulatan pangan, terutama gula, dalam 3 hingga 4 tahun mendatang. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan komoditas gula saat ini memegang peranan penting dalam rantai pangan nasional. Untuk itu, Kementerian BUMN, melalui pabrik gula BUMN, berkomitmen meningkatkan produksi gula dengan program penataan ulang pabrik gula BUMN di Jawa.
"Kebutuhan gula meningkat, tapi produksi dalam negeri mengalami penurunan. Ini yang menjadi perhatian presiden. Kalau setahun membangun dua pabrik gula, belum tentu bisa mengejar target," kata Wahyu di Kementerian BUMN, Kamis, 9 Maret 2017.
Baca: Menteri BUMN: Pabrik Gula Tak Efisien Tetap Akan Ditutup
Ia menambahkan, kebutuhan gula nasional saat ini mencapai 5,7 juta ton, yang terdiri atas 2,8 juta untuk kebutuhan konsumsi dan 2,9 juta untuk kebutuhan produksi. Yang menjadi perhatian pemerintah adalah kebutuhan di bidang konsumsi. Adapun produksi gula BUMN di 2016 hanya sebanyak 1,2 juta ton, dan untuk tahun ini ditargetkan produksi meningkat 1,6 juta ton.
"Karena itu, target kita adalah swasembada konsumsi. Kita ini negara pengimpor gula paling besar, jutaan ton. Karena kondisi ini, Presiden Jokowi mempunyai rencana memenuhi kebutuhan gula untuk masyarakatnya, yakni melakukan pembenahan pabrik," kata Wahyu.
Baca: Anak Usaha RNI Bukukan Laba Kotor Rp 3 Miliar
Pembenahan pabrik tersebut akan dilakukan dengan cara mengurangi secara bertahap pabrik-pabrik yang kurang produktif, sehingga produksi gula hanya dipusatkan di pabrik yang menjadi champion di wilayah tersebut. Asumsinya, di Pulau Jawa terdapat 45 pabrik dan rencananya akan diefisienkan menjadi 22 pabrik.
"Pabrik gula yang berdekatan pasti akan kekurangan tebu. Dengan sendirinya mereka akan berhenti berproduksi. Ini yang menjadi target penataan kami. Selain itu, ada pabrik yang sudah tua, 176 tahun, bahkan ada yang 207 tahun, itu juga menjadi obyek penataan," kata Wahyu.
Menurut Wahyu, program penataan pabrik gula BUMN dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, yakni menjaga keberlangsungan peran dan fungsi pabrik gula sebagai petani tebu, serta meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan kapasitas giling dan efisiensi pabrik. Sedangkan bagi negara, penataan diharapkan dapat meningkatkan produksi gula nasional serta mendukung tercapainya program ketahanan pangan gula dan energi serta hilirisasi.
"Selain itu, penataan bermanfaat bagi pabrik, yakni menambah kinerja pabrik gula dan kapasitas giling, serta hilirisasi produk berbasis tebu, yang kemudian bisa meningkatkan daya saing," ucap Wahyu.
DESTRIANITA