TEMPO.CO, Gresik - PT Barata Indonesia (Persero) yang merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) Tanah Air, siap menyuplai komponen kereta api (KA) kepada perusahaan Amerika Serikat. Hal itu tertuang dalam penandatangan letter of intent (LOI) dengan badan kereta api negara tersebut.
Baca: Menhub: Proyek Kereta Kapsul Bandung Selesai 2018
Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Silmy Karim mengatakan kerja sama dengan badan kereta api luar negeri merupakan wujud pertumbuhan industri nasional, dan adanya peningkatan produk lokal bagi industri perkeretaapian.
Baca: Menteri Perdagangan: Kereta Api Peti Kemas Lebih Efisien
"Barata Indonesia yang berdiri tahun 1971 telah memenuhi standar kualitas ekspor, seperti pabrik foundry (pengecoran) milik Barata Indonesia telah mengantongi sertifikat Association of America Railroads (AAR) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar USA dan Kanada," katanya dalam keterangan persnya di Gresik, Selasa, 7 Maret 2017.
Baca Juga:
Silmy mengatakan, dalam kerja sama kesepakatan itu mewajibkan Barata mengekspor komponen kereta api melalui standart car truck (SCT) dengan nilai yang mencapai lebih-kurang US$ 11,8 juta pada 2017.
Silmy mengatakan perwakilan dari pihak SCT dalam penandatangan kerja sama itu adalah General Manager dari SCT a Wabtec Subsidiary Company, Phillip R. Lindsell.
"Bagi Barata Indonesia, kerja sama di bidang pengecoran ini tidak hanya terpaku pada produk kereta api saja, namun telah merambah sektor lain di antaranya sektor tambang dan juga industri semen," katanya.
Untuk bidang tambang, Silmy menyebut Barata Indonesia telah bekerja sama dengan PT Antam (Persero) serta PT Bukit Asam (Persero) Tbk dengan memproduksi komponen alat-alat tambang, seperti Crushers dan Mills.
"Ke depan, kami juga tak hanya akan berhenti bekerja sama dengan perusahaan BUMN dalam negeri saja, namun juga akan mencoba menyentuh pihak swasta seperti PT Freeport Indonesia," katanya.
ANTARA