TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara berencana menggabungkan bank-bank syariah BUMN tahun ini. Namun, Kementerian BUMN akan menggandeng partner asing, terutama negara-negara Timur Tengah, yang dinilai lebih tahu mengenai konsep bank syariah.
Baca: Tahun Ini, Setoran BUMN Diperkirakan Rp 205 Triliun
"Kami akan cari partner yang bisa transfer of knowledge dan teknologi agar gabungan bank syariah berkembang dengan baik," ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat malam, 3 Maret 2017.
Baca: 2017, Aset Kementerian BUMN Diperkirakan Rp 7.035 Triliun
Menurut Gatot, kementeriannya akan mengajak seluruh Direktur Utama bank-bank BUMN untuk memilih dan memutuskan partner yang tepat secara bersama-sama. "Dan kami tidak akan memilih investment, yang hanya invest uang saja. Kalau bisa, ada transfer of knowledge," tuturnya.
Gatot berujar, sesuai permintaan Menteri BUMN Rini Soemarno, akan terdapat dua gabungan bank syariah BUMN. Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah akan digabung menjadi satu. Adapun gabungan bank syariah BUMN lainnya adalah BNI Syariah dengan Unit BTN Syariah.
Gatot berharap, dengan digabungnya anak-anak perusahaan bank BUMN itu, inklusi keuangan atau financial inclusion akan meningkat. Dengan penggabungan tersebut, Gatot menargetkan, pangsa pasar bank-bank syariah BUMN meningkat dari saat ini sebesar 3 persen menjadi 10 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI