TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara Imam Apriyanto Putro mengatakan aset seluruh BUMN pada 2016 tumbuh 9,8 persen menjadi Rp 6.325 triliun dari tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 5.760 triliun.
Adapun laba dari 118 BUMN tumbuh 10,1 persen, yakni dari Rp 149 triliun pada 2015 menjadi Rp 164 triliun pada 2016.
Baca: Bertemu Inalum, Luhut Bahas Holding BUMN
”Dari sisi ekuitas, tumbuh 12,2 persen dari Rp 1.990 triliun pada 2015 menjadi Rp 2.233 triliun pada 2016, dan dari liabilitas tumbuh 8,5 persen dari Rp 3.769 triliun pada 2015 menjadi Rp 4.091 triliun pada 2016,” kata Imam dalam acara bincang media di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat, 3 Maret 2017.
Baca: Tujuh Anak Usaha BUMN Konstruksi Akan Go Public
Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau Ebitda, menurut Imam, menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik di tengah situasi ekonomi global yang masih melambat. Pada 2015, Ebitda BUMN mencapai Rp 334 triliun. Tahun lalu, Ebitda BUMN tumbuh 11,7 persen atau mencapai Rp 373 triliun.
Belanja modal atau capex selama 2016, kata Imam, tumbuh sebesar 35 persen atau Rp 297 triliun dibanding tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 220 triliun. Adapun belanja operasional atau opex tumbuh negatif 2,8 persen, yakni dari Rp 1.561 triliun pada 2015 menjadi Rp 1.518 triliun pada 2016. “Ini agak anomali dibanding yang lain, menunjukkan adanya efisiensi,” ujar Imam.
Pendapatan BUMN tumbuh 6,1 persen pada 2016, yakni menjadi Rp 1.802 triliun dari tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 1.669 triliun. Adapun pajak yang dibayarkan oleh BUMN mencapai Rp 167 triliun atau tumbuh 0,6 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 166 triliun. “Untuk dividen sama dengan yang disetorkan pada 2015, Rp 37 triliun,” kata Imam.
Pada 2016, Imam menambahkan, terdapat 16 BUMN yang mengalami kerugian. Namun data tersebut didasarkan pada angka prognosis dan belum diaudit. Imam berharap, apabila laporan keuangan dari seluruh BUMN telah rampung diaudit, jumlah BUMN yang mengalami kerugian tidak sebanyak berdasarkan data saat ini.
ANGELINA ANJAR SAWITRI