TEMPO.CO, Jakarta - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud, beserta rombongan memulai kunjungannya ke Indonesia hari ini. Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menilai kedatangan Raja Salman merupakan kesempatan emas bagi pemerintah Indonesia untuk menguatkan hubungan kedua negara termasuk di berbagai bidang.
Menurut Faisal, Arab Saudi memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan investasi di sektor-sektor strategis ekonomi Indonesia. “Apalagi investasi dari Timur Tengah yang masuk ke Indonesia masih sangat terbatas, jauh di bawah investasi negara-negara Asia Timur," katanya melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 1 Maret 2017.
Baca : Pertemuan Raja Salman dan Jokowi Hasilkan 11 Kesepakatan
Faisal menuturkan, jatuhnya harga minyak dunia yang diperkirakan akan bertahan pada level rendah pada waktu lama semakin mendorong Arab Saudi untuk mencari sumber-sumber baru pembiayaan negara. Oleh karena itu, kerjasama dengan negara-negara Asia termasuk Indonesia merupakan langkah strategis yang dibutuhkan.
Pasalnya, menurut Faisal, Indonesia memiliki pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, ditambah lagi dengan kedekatan secara sejarah dan budaya. "Perubahan geopolitik dan ekonomi dunia juga mempengaruhi hubungan antara Arab Saudi dengan negara-negara barat yang selama ini sangat erat. Manakala hubungan Amerika Serikat cenderung merenggang sejalan dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Uni Eropa juga sedang mengalami gejolak politik dan perlambatan ekonomi," katanya.
Faisal menambahkan, CORE Indonesia mencatat ada beberapa hal yang patut mendapatkan perhatian pemerintah Indonesia dari kunjungan resmi pemerintah Arab Saudi ini. Pertama, pemerintah Indonesia perlu memanfaatkan kunjungan ini untuk menarik investasi sebesar-besarnya dari Arab Saudi.
Baca : Raja Salman Lirik Investasi di Sektor Minyak dan Pariwisata