TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan ada gap antara kondisi riil pengelolaan sumber daya alam dengan cita-cita ideal bangsa Indonesia. Dia melihat gap tersebut sudah saatnya dipersempit oleh usaha dari berbagai pihak.
"Gapnya makin lama harus makin dipersempit, pertanyaannya bagaimana? Kite tempur di sisi mana?," kata Arcandra Tahar saat memberikan keynote speech di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Rabu 1 Maret 2017.
Baca: XL Axiata Perkenalkan Paket Kuota Internet XL Home
Arcandra menuturkan cita-cita ideal dalam pengelolaan sumber daya alam adalah dikelola dengan dana pemerintah, menggunakan teknologi dalam negeri, dikelola bangsa sendiri, dan hasilnya dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri. "Sisanya ekspor, ini cita-cita ideal."
Sedangkan untuk kondisi riilnya, Arcandra mengungkapkan apakah ada teknologi yang mampu dan sejajar dengan bangsa lain dan apakah ada dana untuk mengelola seluruh tambang di Indonesia. "Persoalan pertama di semua sektor (tambang) adalah di-engineering," ujar Arcandra.
Simak: Dana Pihak Ketiga Bank Sumsel Babel Naik Jadi Rp 14 Triliun
Menurut Arcandra, setidaknya ada tiga masalah dalam pengelolaan sumber daya alam. Pertama adalah persoalan engineering dan teknologi, lalu yang kedua adalah masalah komersial dan terakhir adalah masalah politik. "Kita lebih berkutat di sisi ketiga (politik), mohon maaf."
Arcandra mengungkapkan segala daya dan upaya harusnya diarahkan untuk mempersempit gap tersebut. Dia memandang hal tersebut bisa dilakukan, ketika ada fokus untuk melakukan hal tersebut.
DIKO OKTARA