TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Rachmad Hardadi, mengatakan pihaknya akan segera membangun centralize crude terminal atau tangki penyimpanan minyak mentah di Lawe-Lawe, Kalimantan Timur. Nantinya proyek ini untuk mendukung kilang Pertamina di Balikpapan dan Bontang.
"Ini untuk strategic petroleum reserve, jaraknya 80-100 kilometer ke Bontang kalau pakai pipa," kata Rachmad Hardadi saat ditemui di Hotel Hyatt, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa 28 Februari 2017.
Rachmad menuturkan jika proyek ini bisa dilakukan pipanisasi, maka proyek kilang Bontang tak perlu lagi membangun tangki penyimpanan crude yang besar. Selain itu, kilang Balikpapan juga mungkin bisa memakai crude tangki di Lawe-Lawe. "Jadi Capex Balikpapan bisa ditekan."
Baca juga:
Proyek Kilang Bontang, Ini Insentif untuk Mitra Pertamina
Pertamina: Kilang Bontang Akan Hasilkan BBM Euro V
Pembangunan fisik, kata Rachmad, akan selesai pada 2021 sehingga ketika kilang Bontang selesai pembangunan di 2023 maka pembangunan di Lawe-Lawe juga selesai. Pembangunan centralize crude terminal ini akan dilakukan di tanah milik Pertamina sebesar 1.100 hektar.
Rachmad menjelaskan pembangunan centralized crude terminal ini akan menggunakan skema build operation and transfer, bahkan menurut Rachmad kalau bisa Pertamina tak perlu mendapatkan share. "Dalam negeri banyak yang berminat, setelah 15-20 tahun diserahkan ke Pertamina."
Rachmad berharap projext exposes centralized crude terminal ini bisa dilakukan di Maret nanti. Meski begitu, dia mengakui harus ada konsultasi yang harus dijalankan bersama dengan jajaran direksi. "Mulai dibangun sesegera mungkin."
DIKO OKTARA