Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jalan Tol Yogya - Cilacap Bikin Resah, Sultan: Itu Masih Isu

image-gnews
Sri Sultan Hamengkubuwono X usai menghadiri sidang di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 17 November 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Sri Sultan Hamengkubuwono X usai menghadiri sidang di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 17 November 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rencana pemerintah membangun jalan tol Yogyakarta–Cilacap memunculkan keresahan di kalangan warga Yogyakarta. Mereka khawatir lahan dan rumah yang selama ini ditinggali akan tergusur oleh proyek jalan tol tersebut.

Keresahan itu misalnya, merebak diantara warga Sidokarto Godean, Sleman, karena rencananya jalan tol itu akan melewati wilayah tersebut. Tau mau kecemasan itu berdampak lebih besar lagi, Gubernur Daerah Istimewa Sultan Hamengku Buwono X buru-buru menegaskan bahwa proyek tol Yogya – Cilacap hanyalah sebatas isu. " Itu kan masih sebatas isu, durung ngerti aku (belum tahu saya)," ujar Sultan di Kepatihan, Selasa 28 Februari 2017.

Sebagai gubernur, Sultan mengaku tidak mengetahui desain rencana jalan tol tersebut. Hanya, kata dia, dari informasi yang ia terima, pemerintah pusat akan mengajak investor untuk mewujudkan proyek jalan tol tersebut.  "Saya enggak tahu jalan itu lewat mana," ujarnya.

Baca: Pemerintah Teken Proyek Penjaminan Jalan Tol Rp 37 Triliun

Sejumlah warga Sleman mengeluhkan tak berani melakukan atau melanjutkan pembangunan rumah karena sudah ada survei pengukuran lahan.  Sultan mengatakan jika pun benar proyek jalan tol itu jadi dibangun dan membutuhkan lahan warga prosesnya pun tak akan gratis alias ada ganti rugi jelas. "Jadi tak perlu khawatir berlebihan lah, wong belum ada kepastiannya," ujar Raja Keraton Yogyakarta itu.

Meski tidak tahu secara detail soal pembangunan jalan tol Yogyakarta – Cilacap, Sultan mengatakan memang ada rencana proyek jalan untuk tiga ruas yaki Yogya – Solo, Yogya – Bawen, dan Yogya – Cilaca. Tapi, berdasarkan informasi yang masuk ke dirinya, proyek itu lebih kepada pelebaran jalan dan bukan membangun jalan baru.

Baca: Jalan Tol Padang-Pekanbaru Mulai Dibangun Tahun Ini

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk ruas Yogya – Bawen, Sultan sama sekali belum tahu rencana proyek itu akan digarap seperti apa karena hingga sejauh ini belum ada pembicaraan antara pemerintah pusat dan Pemerintah DIY.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan ahwa pemerintah akan mempercepat pembangunan tol Yogyakarta-Cilacap. Pemerintah akan membuka lelang sekitar akhir 2017 atau awal 2018 setelah batas pengajuan proposal dari investor masuk pada April  nanti.

Jalan tol tersebut rencananya akan tersambung dengan ruas Tol Bawen-Yogyakarta yang menghubungkan segitiga Joglosemar atau Yogya, Solo, dan Semarang. Pembangunan tol yang terkoneksi ini untuk mendukung bandara baru di Kulon Progo dan kawasan wisata Candi Borobudur.

Herry menyatakan salah satu calon investor, United Engineering Malaysia (UEM) Group Berhad berenca membangun jalan tol dari Cileunyi, Bandung hingga Solo, dan melalui Tasikmalaya-Cilacap dan Yogyakarta. Pihak investor, kata dia,saat ini sedang mengerjakan studi kelayakan.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kulon Progo Kris Sutanto mengatakan untuk menghubungkan bandara baru di Kulon Progo dengan jalur barat, akan segera dibangun jalan tol hingga Cilacap-Ciamis di Jawa Barat. Adapun untuk menghubungkan dengan wilayah utara, akan dibangun jalan tol Magelang-Bawen-Ungaran-Semarang. "Memang benar ada itu (ada proyek jalan tol), dan sudah dimulai survei lahan-lahannya," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

9 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

14 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

14 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

16 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

20 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

22 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

27 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat