TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menggelar acara perpisahan program amnesti pajak atau tax amnesty, Selasa, 28 Februari 2017. Acara ini dihadiri sekitar 14 ribu wajib pajak (WP) yang berkumpul di Hall B3, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan farewell tax amnesty sengaja dilakukan lebih panjang, yaitu sebulan sebelum periode terakhir pada akhir Maret 2017. Program ini telah berlangsung selama delapan bulan.
"Kami ingin memberikan kesempatan terakhir kepada seluruh pengusaha dan pembayar pajak pribadi maupun badan, karena tax amnesty tidak akan datang lagi," ujar Sri Mulyani dalam sambutannya di Hall B3, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa, 28 Februari 2017.
Baca: Sri Mulyani Bidik Penerimaan Pajak Tumbuh 16,8 Persen
Hingga hari ini, realisasi tax amnesty berdasarkan surat setoran pajak (SSP) yang diterima mencapai Rp 112 triliun. Adapun total WP yang berpartisipasi mencapai 682.822. Dan uang tebusan tax amnesty mencapai Rp 104,6 triliun.
Sri Mulyani mengenang ketika delapan bulan lalu diangkat Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Keuangan dan diberi penugasan pertama menjalankan program tax amnesty. "Walaupun masih jetlag dan shock saya berusaha sekeras mungkin," ucapnya. Sri Mulyani secara khusus menyampaikan terima kasih kepada DJP yang telah bekerja keras dalam program ini.
Baca: Sri Mulyani Minta Pemuka Agama Taat Bayar Pajak
Sri Mulyani berujar Indonesia meraih capaian tertinggi dalam kinerja tax amnesty. Deklarasi tax amnesty Indonesia mencapai 34,4 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Negara lain rata-rata hanya 10 persen dari PDB mereka."
Sri Mulyani kembali meminta kepada WP untuk mengikuti dan tidak melewatkan fasilitas yang diberikan dalam program tax amnesty. Dan dia mengucapkan apresiasi kepada WP yang telah berpartisipasi. "Terima kasih atas pembayaran pajaknya, kami berjanji akan menggunakannya untuk kemakmuran seluruh masyarakat Indonesia," katanya.
GHOIDA RAHMAH