TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Leo Rinaldy, memperkirakan indeks harga konsumen (CPI) pada Februari 2017, yang akan diumumkan pada Rabu lusa, akan berekspansi 0,32 persen secara bulanan (month-on-month).
“Meskipun ada perbaikan dari harga bahan pangan, yang kemungkinan akan deflasi, efek kenaikan tarif listrik 900 VA akan berlanjut menaikkan CPI,” ujar Leo dalam hasil riset yang dipublikasikan, Senin, 27 Februari 2017.
Baca: Sektor Pertanian Bisa Jadi Andalan Atasi Ketimpangan
Menurut Leo, angka bulanan itu akan mencerminkan inflasi 3,91 persen secara tahunan (year-on-year). Angka inflasi pada Februari lebih tinggi dibanding Januari 2017, yang naik sebesar 3,49 persen (yoy) karena faktor basis penghitungan yang rendah tahun lalu. Secara year-to-date, angka inflasi dapat diakumulasikan menjadi 1,29 persen. “Inflasi inti kami prediksi akan kembali normal menjadi 3,2 persen (yoy) dibandingkan dengan 3,35 persen (yoy) pada Januari 2017,” ujarnya.
Leo mengatakan musim panen dan kenaikan tarif listrik kedua untuk 900 VA pada Maret 2017 adalah tema jangka pendek. Dampak bersih keduanya terhadap inflasi ada kemungkinan akan netral. “Karena itu, kami tetap memprediksi bahwa inflasi 2017 dapat menjadi 4,2 persen, yang berarti Bank Indonesia perlu tetap waspada terhadap risiko stabilitas harga yang berpotensi naik,” katanya.
Baca: Empat Pembangkit Panas Bumi Beroperasi Tahun Ini
Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Wisnu Trihatmojo, menambahkan, ekspektasi inflasi karena dampak kenaikan tarif listrik 900 VA akan tetap ada hingga semester pertama 2017. Sebab, konsumen sudah mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak. “Inflasi volatil makanan akan menjadi kunci target inflasi BI tahun ini, yakni 3-5 persen,” ucapnya.
Di luar pandangan bank sentral, kata Wisnu, untuk menjaga harga pangan, dibutuhkan koordinasi kebijakan yang ketat di tingkat pemerintah, terutama fiskal, perdagangan, dan agrikultura. “Sementara itu, kami memprediksi kebijakan suku bunga 4,75 persen sudah sesuai dan akan tetap sepanjang 2017,” ujarnya.
ABDUL MALIK