TEMPO.CO, Sydney - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bisnis dengan sejumlah pebisnis dan investor dalam kunjungan kenegaraannya ke Australia.
"Presiden sudah melakukan pertemuan bisnis dengan 13 pemain bisnis, yang cukup besar baik bergerak di bidang pertambangan, hospitality, dan bidang-bidang yang lain," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Sydney, Sabtu, 25 Februari 2017.
Retno, yang ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ini, mengatakan para pebisnis Australia menunjukkan kepercayaan diri yang cukup tinggi berekspansi bisnis di Indonesia.
Menurut Retno, hal itu disampaikan secara langsung oleh salah satu wakil pebisnis dari Australia.
Mereka tahun lalu mengadakan survei, Retno melanjutkan, dan dan mengetahui bahwa Indonesia berada di 'Top Five' negara yang mendapat prioritas kepercayaan dari para pebisnis setempat untuk ekspansi bisnis.
"Saya kira kalau kita berada di 'Top Five' dari para pebisnis Australia di Indonesia itu cukup baik," kata Retno.
Retno menambahkan para pebisnis menyampaikan komitmen kepada Presiden Jokowi bahwa mereka akan melakukan ekspansi di tahun-tahun mendatang.
"Itu acara pertama. Kedua, sebentar lagi Presiden akan melakukan pertemuan dengan Premier New South Wales," kata Retno.
NSW memiliki arti penting dalam konteks hubungan dengan Australia karena di negara bagian itu terdapat 41.435 WNI yang tinggal dari 68.000 WNI di Australia. Dari segi pelajar ada 20.000 orang atau separuh lebih tinggal di NSW.
"Di NSW perdagangan kita juga signifikan dalam konteks Indonesia-Australia,” kata Retno. Presiden akan melakukan pertemuan dengan Premier NSW, Gladys Berejiklian, untuk membahas kerja sama yang dapat dilakukan antara NSW dengan Indonesia," kata Retno.
Agenda terakhir Presiden Jokowi hari ini adalah makan malam di kediaman pribadi Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull. "Itu menunjukkan kedekatan antara PM Australia dengan Presiden Jokowi," kata Retno.
ANTARA