TEMPO.CO, Nusa Dua -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, nilai ekspor hasil laut dan perikanan terus menunjukkan kenaikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di akhir 2016, nilai ekspor hasil laut dan perikanan nasional meningkat sebesar 4,96 persen.
"Untuk saya, lebih penting ikan cukup di Indonesia dulu. Ekspor penting. Tapi lebih penting bangsa Indonesia bisa makan ikan," kata Susi saat ditemui di sela-sela World Ocean Summit 2017 di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis, 23 Februari 2017.
Baca: Menteri Susi Punya Gebrakan Kurangi Sampah Plastik
Susi menegaskan, ikan yang dibanderol dengan harga murah tidak boleh diekspor. "Persoalannya, Cina itu beli ikan murah. Ikan layur sekarang orang Indonesia nggak bisa makan sejak diekspor. Sekarang ikan layur sudah dapat pasar. Masyarakat nggak bisa makan," tuturnya.
Menurut Susi, apabila kebutuhan luar negeri terhadap jenis-jenis ikan yang diekspor semakin tinggi, masyarakat akan semakin kesulitan untuk menemukan ikan tersebut di pasar dalam negeri. "Ikan yang dia biasa beli kurang. Akhirnya, ikan apa saja dia makan," ujarnya.
Baca: Oleh-oleh Menteri Susi dari Ceko
Nantinya, Susi mengatakan, ekspor ikan beku seharusnya tidak lagi diperbolehkan. Yang seharusnya diizinkan untuk diekspor, menurut Susi, adalah ikan segar. "Harusnya nanti nggak boleh ekspor ikan glondongan. Kecuali fresh, yang hidup. Kalo hidup kan harganya tinggi," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI