TEMPO.CO, Jakarta - Tiga ratus meter di bawah permukaan tanah, Presiden Joko Widodo menuruni tangga setinggi 10 meter. Mengenakan pelindung kepala ia mengamati proses pengerjaan terowongan bawah tanah proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Langkah kakinya terhenti di sebuah bor raksasa yang diberi nama Antareja. Presiden Jokowi nampak serius berbicara kepada para pejabat yang mendampingi. Mereka adalah Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Baca: Bank Dunia Segera Serahkan Kajian Awal Reklamasi Teluk Benoa
Kepada awak media presiden mengatakan semua jaringan terowongan MRT sudah tersambung. "Terhitung hari ini seluruh terowongan sudah tersambung," kata dia di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017.
Jokowi berharap proyek MRT Jakarta bisa selesai tepat waktu. Ia ingin kereta MRT sudah beroperasi pada 2019. Agar tidak mengganggu kegiatan Asian Games 2018, Jokowi meminta agar proses pengerjaan di atas permukaan tanah sudah selesai. "Kami berharap schedule (jadwal) betul-betul terus diikuti agar selesai tepat waktu," tuturnya.
Presiden Direktur MRT Jakarta, William Sabandar, menyatakan bertemunya empat bor menandakan pengerjaan MRT Jakarta struktur bawah tanah telah tuntas 80 persen. Struktur layang sudah selesai 50 persen. "Secara garis besar pengerjaan MRT Jakarta mencapai 65 persen," kata dia.
Baca : Bantuan Pangan Nontunai Diserahkan Serentak di 44 Kota
Proyek MRT mulai dikerjakan pada 2013 dan akan membentang sepanjang 100 kilometer. Pengerjaannya terdiri dari tiga fase. Fase pertama jalur Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia, 16 kilometer. Fase kedua melayani Bundaran HI-Ancol Timur, sepanjang 13,5 kilometer. Fase ketiga Cikarang-Balaraja sepanjang 87 kilometer. Seluruhnya ditargetkan tuntas pada 2024-2027.
ADITYA BUDIMAN