TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto mengatakan pihaknya siap mengeluarkan obligasi untuk mendapatkan dana pembangunan Light Rail Transportation (LRT) Jabodebek tahap I. Dia menambahkan pihaknya sudah menunjuk penjamin untuk obligasi yang akan dikeluarkan.
"Target kami obligasi itu Rp 7 triliun, bertahap tahun ini dan tahun depan, dan sebagian lagi dari perbankan," kata Budi Harto saat ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat 10 Februari 2017.
Baca: Adhi Karya Teken Kontrak LRT Jabodebek Rp 23,3 Triliun
Dana itu dibutuhkan, karena pihak Adhi Karya memiliki target pembangunan LRT Jabodebek tahap I sebesar 40 persen di tahun ini. Budi Harto optimistis kalau pihaknya bisa mencapai target tersebut, termasuk memakai dana kas mereka untuk membiayai pembangunan proyek.
Ketika ditanyakan kondisi kas Adhi Karya, Budi Harto mengungkapkan perseroan mampu membiayai proyek hingga pertengahan tahun ini. Dari pengakuan Budi Harto, pihak Adhi Karya sudah mengeluarkan sejumlah uang dari kas pribadinya.
Baca: Ini Daftar 20 Proyek Strategis Nasional yang Telah Rampung
Sejauh ini, dana yang sudah dikeluarkan oleh Adhi Karya adalah Rp 2 triliun. Angka tersebut terdiri dari penyertaan modal negara tahun 2015 sebesar Rp 1,4 triliun dan Rp 600 miliar dari uang kas PT Adhi Karya.
PT Adhi Karya akhirnya menandatangani kontrak pembanguan Light Rail Transportation Jabodebek Tahap I. Namun Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto mengatakan dalam kontrak tersebut belum tercantum mengenai skema pembiayaan proyek itu.
Tahap I ini akan meliputi jalur lintas pelayanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas. Sedangkan tahap II akan meliputi Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol.
Diketahui proyek LRT Jabodebek diatur dalam Peraturan Presiden nomor 65 tahun 2016. Dari sejak keluarnya Perpres di pertengahan tahun lalu, baru hari ini kontrak LRT ditandatangani.
DIKO OKTARA