Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PDB Perikanan Melambat, Dua Hal Ini Pemicunya

image-gnews
Menteri Kelautan Perikanan, Susi Pudjiastuti saat memaparkan hasil perkembangan sidak di Benoa, Bali terkait penanganan kasus tindak pidana perikanan dan perbaikan tata kelola pasca sidak di gedung Mina Bahari, Jakarta Pusat, 8 November 2016. Tempo/Richard Andika Sasamu
Menteri Kelautan Perikanan, Susi Pudjiastuti saat memaparkan hasil perkembangan sidak di Benoa, Bali terkait penanganan kasus tindak pidana perikanan dan perbaikan tata kelola pasca sidak di gedung Mina Bahari, Jakarta Pusat, 8 November 2016. Tempo/Richard Andika Sasamu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perlambatan laju produk domestik bruto (PDB) perikanan tahun lalu dengan laju hanya 5,15% dipandang sebagai akibat dari ketidakseimbangan kebijakan pemerintah terhadap pelaku perikanan berskala besar dan kecil. 

 

Menggunakan pendekatan input-proses-output, pengamat ekonomi perikanan Institut Pertanian Bogor Luky Adrianto berpendapat ketidakseimbangan bermula dari keinginan pemerintah membalik dominasi pelaku besar di usaha perikanan tangkap menjadi dominasi pelaku kecil.

 

Dia memandang kebijakan afirmatif terhadap nelayan kecil, misalnya melalui program bantuan kapal, asuransi nelayan, dan pemberantasan illegal fishing, pada dasarnya baik.

 

Sayangnya, pada saat yang sama, pemerintah meminggirkan pelaku usaha perikanan berskala besar, misalnya melalui kebijakan deregistrasi kapal buatan luar negeri (eks asing), termasuk yang tidak tertera dalam daftar hitam.

 

Padahal, dengan keterbatasan teknologi dan kemampuan mengakses sumber daya ikan di zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan laut lepas, armada nelayan kecil tidak mampu menyalip kapasitas pelaku perikanan berskala besar. 

 

"Akibatnya, output large scale menyusut drastis, sedangkan output small scale meningkat terbatas. Itu ikut andil terhadap perlambatan PDB perikanan kita," kata Luky saat dihubungi, Selasa (7 Februari 2017).

 

Semestinya, saat pemerintah mendorong nelayan kecil naik kelas menjadi pengusaha besar, otoritas pada waktu yang sama hendaknya membina pelaku skala besar mengingat merekalah yang selama ini mewakili 'kehadiran' Indonesia di laut lepas dengan menggarap sejumlah RFMO. 

 

Ketidakseimbangan juga terjadi di usaha perikanan budidaya. Budidaya perairan umum (meliputi danau, waduk, sungai, rawa), menghadapi masalah daya dukung, yakni tidak adanya proteksi terhadap badan air. Akibatnya, kematian massal ikan sempat terjadi di beberapa tempat, seperti Danau Maninjau dan Danau Toba. 

 

Sementara itu, budidaya pesisir alias tambak menghadapi masalah keberlanjutan. Di Sulawesi Tenggara misalnya, berkembang tambak udang dengan teknologi superintensive yang diklaim ramah lingkungan. Sayangnya, teknologi itu memerlukan energi yang besar. 

 

Adapun budidaya laut (marine culture), lanjut Luky, terlambat dikembangkan. 

 

Dari sisi proses, Luky melihat kebijakan pemerintah kurang inklusif. Dia memberi contoh, dalam program pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT), pemerintah hanya melibatkan nelayan kecil dan BUMN. 

 

"Private (swasta) tidak dilibatkan, padahal tetap diperlukan. Business entity mestinya melibatkan masyarakat nelayan, BUMN, dan private," ujarnya. 

 


Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan PDB subsektor perikanan 2016  5,15%, jauh di bawah laju tahun sebelumnya yang mencapai 7,89%. Realisasi itu sesungguhnya jauh di bawah target pemerintah 8% sekaligus yang paling rendah setidaknya dalam enam tahun terakhir. 

 

BPS menyebutkan, baik produksi perikanan tangkap maupun perikanan budidaya melambat akibat curah hujan yang tinggi tahun lalu. Namun, kinerja produksi rumput laut dan hasil perikanan budidaya yang kurang menggembirakan paling mengerem laju PDB perikanan. 

 

Gelagat pelembaman PDB perikanan sebenarnya sudah terlihat sejak kuartal I/2016 dengan pertumbuhan hanya 7,03% (year on year). Perlambatan itu kemudian berlanjut ke kuartal berikutnya, dengan pertumbuhan masing-masing 5,56%; 5,64%; dan 2,62%. 

 

BPS dalam acara Refleksi 2015-2016 dan Outlook 2017 yang digelar KKP dengan mengundang para pemimpin redaksi media massa, pertengahan Desember 2016, memaparkan perlambatan laju PDB perikanan hingga kuartal III/2017 dilatarbelakangi dua faktor. 

 

Pertama, perlambatan produksi perikanan tangkap akibat tidak beroperasinya kapal besar sebagai dampak kebijakan pembatasan ukuran kapal penangkap ikan. 

 

Kedua, perlambatan produksi rumput laut karena pengaruh curah hujan yang tinggi.

 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

16 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

56 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, membahas rencana program dan kegiatan tahun 2024, serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.


Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.


Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Petugas KKP menangkap kapal nelayan Vietnam di perairan Laut Natuna Utara, 16 Mei 2021. Foto: Dokumentasi Kementerian Kelautan dan Perikanan
Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.


Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Foto udara jutaan pendukung Houthi berunjuk rasa mengecam serangan udara yang dilancarkan AS dan Inggris terhadap Houthi, di Sanaa, Yaman 12 Januari 2024.  Houth Media Center/Handout via REUTERS
Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.


Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

13 Januari 2024

Jubir Menteri KKP Wahyu Muryadi saat di wawancarai awak media usai melakukan sosialisasi PP 26 tahun 2023 di Batam, Selasa (25/7/2023). Foto Yogi Eka Sahputra
Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diduga terima suap dari perusahaan asal Jerman. Ini tanggapan KKP.


Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

14 Desember 2023

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023 kategori Foto Jurnalistik, Media Online, Media Televisi, dan Media Cetak pada acara puncak Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan di Ecovention - Ecopark Ancol, Jakarta Utara, Kamis (14/12/2023). Tahun ini, KKP menerima lebih dari 350 karya yang dikirimkan para jurnalis dari berbagai wilayah Indonesia.
Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

Febriani, Wartawan Tempo juara pertama pada Kategori Cetak pada lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023.


Penyelundupan Benih Lobster ke Vietnam Marak, Negara Rugi hingga 30 Triliun

1 Desember 2023

Dirjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan, Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin meninjau kesiapan kapal patroli bersama menangkap pelaku penyeludupan BBL di Indonesia, Jumat 1 Desember 2023. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Penyelundupan Benih Lobster ke Vietnam Marak, Negara Rugi hingga 30 Triliun

Penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL) terus marak terjadi ke negara Vietnam melalui Singapura.


Rasio Utang RI Capai 37,95 Persen dari PDB, Masih Aman?

15 November 2023

Gedung bertingkat di antara pemukiman padat di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Senin, 17 Juli 2023. Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah hingga 31 Mei 2023 mencapai Rp 7.787,51 triliun dengan rasio 37,85 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB. Tempo/Tony Hartawan
Rasio Utang RI Capai 37,95 Persen dari PDB, Masih Aman?

Ekonom Indef Rizal Taufikurahman buka suara soal rasio utang Indonesia yang mencapai hampir 38 persen dari produk domestik bruto (PDB)