TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) menambah porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan terafiliasi PT Peruri Sicpa Securink (SPS) hingga 48 persen. Semula, saham Peruri di perusahaan produsen tinta sekuriti itu hanya 20 persen.
Baca : Yuk, Intip Proses Pencetakan Uang Rupiah Baru di Peruri
Keputusan ini diteken oleh Direktur Utama Peruri Prasetio bersama Chief of Executive Officer Sicpa Philippe Amon di Lausanne, Swiss, Jumat pekan lalu. Selama ini, PT Peruri Sicpa Securink memproduksi tinta sekuriti intaglio untuk memenuhi kebutuhan Peruri di dalam mencetak uang NKRI. Tak hanya itu, perusahaan itu juga memproduksi optical optical variable ink (OVI) dan spark untuk pencetakan uang dan dokumen sekuriti lain seperti paspor, pita cukai dan lainnya.
Baca : Cetak Uang Baru, Begini Langkah Peruri Perkecil Kesalahan
"Peningkatan kepemilikan saham ini agar Peruri lebih berperan dalam menetapkan kebijakan di Sicpa dengan posisi sebagai super majority, artinya meskipun kepemilikan saham minoritas tetapi mempunyai peran penting menentukan kebijakan perusahaan", kata Prasetio dalam keterangan tertulis, Ahad, 5 Februari 2017.
Dengan tambahan kepemilikan tersebut, Prasetio yakin transfer pengetahuan teknologi perlindungan uang dapat berkembang. Selain itu, Peruri juga melakukan kapitalisasi sewa lahan di Karawang serta pengalihan mesin pengolah tinta dari Sicpa.
Baca : Luncurkan Logo Baru, Peruri Bidik Pasar Luar Negeri
Prasetio optimistis porsi kepemilikannya terus meningkat hingga menjadi pemegang saham mayoritas. "Semoga 5 (lima) tahun ke depan cita-cita menjadi pemegang saham mayoritas dapat direalisasikan", kata Prasetio.
Tercatat sepanjang 2016 pendapatan Sicpa mencapai Rp 477 miliar dengan laba bersih Rp 9,2 miliar. Pertumbuhan rata-rata per tahunnya berkisar 10 persen. Prasetio berharap agar Sicpa melakukan ekspansi ke pasar internasional, sehingga tak hanya melayani kebutuhan domestik untuk Peruri.
PUTRI ADITYOWATI