TEMPO.CO, Bandung – PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo ll) siap menggarap proyek-proyek strategis mulai 2017. Proyek strategis tersebut meliputi kelanjutan proyek terminal Kalibaru, pelabuhan Kijing, proyek CBL, pelabuhan Sorong, dan pelabuhan Patimban.
Direktur Utama Pelindo II/IPC Elvyn G. Masassya mengatakan tim yang bekerja sama saat ini sudah memiliki sejumlah rancangan. Rancangan tersebut, kata dia, bisa direalisasikan secara bertahap untuk memperbaiki sekaligus mengembangkan pelabuhan di Indonesia.
Elvyn sangat optimistis pembangunan pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, akan segera terealisasi tahun ini. “Kita tinggal menunggu perpres saja, kita sudah ambil untuk jadi pengelola,” ujar Elvyn di Hotel Hilton, Bandung, Jumat, 3 Februari 2017.
Proyek pelabuhan Patimban yang diperkirakan membutuhkan dana Rp 42 triliun ini masih dalam proses perizinan dan pencarian mitra usaha dalam hal pendanaan. Direktur Keuangan Pelindo II/IPC Imam Rachman menjelaskan, untuk menjadi pengelola pelabuhan Patimban, Pelindo II diharuskan menyiapkan dana Rp 2 triliun atau 10 persen dari dana yang dibutuhkan untuk pembangunan.
PT Pelindo telah bersedia menjadi pengelola pelabuhan tersebut. Hanya saja mereka masih mencari mitra usaha yang tepat untuk memenuhi sisa kebutuhan dana tersebut. "Sampai saat ini masih Jepang yang mau, tapi itu juga masih kita diskusikan dengan berbagai pihak, lelang, atau semacamnya kita belum tahu,” ujar Imam.
Selain proyek pelabuhan Patimban, yang menjadi perhatian pihak Pelindo II adalah New Priok. Proyek yang telah diresmikan pada 13 September 2016 dan berkapasitas 1,5 juta TEUs ini diharapkan bisa menarik kapal-kapal besar singgah.
Elvyn mengatakan, selain dapat menurunkan biaya angkut ekspor-impor dengan memangkas jalur kirim yang lebih cepat, pelabuhan ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk berwisata ke Indonesia melalui jalur laut.
“New Priok itu kan sudah siap menerima kapal besar, sehingga nantinya Priok ini akan jadi tempat kirim barang ekspor atau impor, jadi kita gak perlu lagi ekspor lewat Singapura cukup lewat Priok, sehingga cost yang harus dikeluarkan dalam proses kirim jadi lebih rendah,” ujar Elvyn.
DWI RENJANI