TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan upaya membangun citra Indonesia (brand nation) yang positif jangan hanya dari promosi. Hal utama dalam membangun citra Indonesia adalah dengan mengembangkan infrastruktur. “Lebih baik perbaiki produknya dulu daripada promosikan yang tidak siap,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 3 Februari 2017.
Karena itu, kata Triawan, fokus dalam hal pengembangan dan layanan penting dilakukan. Dari sisi obyek wisata, ujarnya, pemerintah mesti menyiapkan tujuan-tujuan wisata yang bakal menjadi andalan Indonesia di luar Bali yang dianggap sudah terkenal. “Sepuluh destinasi wisata harus dipilih. Misal Danau Toba duluan.”
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata telah menentukan 10 tujuan wisata andalan Indonesia, yaitu Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika Lombok, Pulau Komodo, Taman Nasional Wakatobi, dan Morotai.
Lebih lanjut, Triawan menambahkan, aspek yang bisa ditingkatkan selain pengembangan infrastruktur adalah bagaimana meningkatkan layanan. Menurut dia, bersikap ramah saja belum cukup, tapi harus juga bagaimana memberikan tarif yang sama antara wisatawan lokal dan asing.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan kekuatan Indonesia membangun brand nation masih lemah. Tak hanya di sektor pariwisata, tapi juga di perdagangan dan investasi. Dari pengamatan Jokowi saat ini, banyak negara berlomba-lomba membangun reputasi lewat budaya, film, kuliner, bahkan sampai olahraga. “Segera harus kita perbaiki,” kata Jokowi dalam rapat terbatas Program Nation Branding di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 3 Februari 2017.
Kepada para pembantunya, Kepala Negara meminta untuk menemukan kelemahan dan kelebihan Indonesia dalam hal brand nation. Setelah itu, ia meminta setiap kementerian atau lembaga terkait bekerja sama. “Nation branding bukan sebatas membuat logo atau slogan, tapi juga reputasi positif yang dirasakan ketika orang ke Indonesia,” tutur Jokowi.
ADITYA BUDIMAN