TEMPO.CO, Jakarta - Empat usaha sosial (social enterprises) Indonesia berkolaborasi membentuk Platform Usaha Sosial atau PLUS. Mereka di antaranya Boston Consulting Group, Indika, Yayasan Cinta Anak Bangsa, dan Vasham.
Veronica Colondam, Co-Founder PLUS dan Founder Yayasan Cinta Anak Bangsa, mengatakan PLUS merupakan wadah bagi para wirausahawan sosial untuk saling berkolaborasi mengembangkan bisnisnya. "Kami berharap PLUS dapat membuat ekosistem social entrepreneurship," kata dia di @Amerika, Pacific Place, Jakarta, Selasa, 31 Januari 2017.
Veronica mengatakan kewirausahaan sosial memiliki tiga ciri. Pertama, visi usaha harus memiliki dampak sosial. Kedua, kegiatan dilakukan dengan menggunakan prinsip usaha atau bisnis. Selain itu, kegiatan usaha harus berkelanjutan.
Irvan Kolonas, Co-Founder PLUS dan CEO Vasham, mengatakan PLUS ditujukan kepada peminat kewirausahaan sosial, baik pelaku usaha sosial, investor, maupun pendukung usaha sosial. "Anggota PLUS bisa mendapatkan konten untuk edukasi," kata Irvan. Edukasi tersebut bisa berupa ilmu tentang model bisnis atau hal lain yang belum diketahui pengusaha. Pendaftaran anggota PLUS bisa dilakukan di UsahaSosial.com.
Andy F. Noya, salah satu pelaku usaha sosial, mengatakan kehadiran PLUS merupakan bentuk dukungan terhadap kewirausahaan sosial di Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kesulitan meminjam dana usaha di bank. "Pinjam di bank harus ada agunan," kata dia. Dengan PLUS, investor dan perusahaan dapat menemukan sumber dana dengan mudah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kewirausahaan patut didorong. Menurut Darmin, masyarakat Indonesia bukan masyarakat yang berani ambil risiko. "Entrepreneurship itu kan faktor keberanian ambil risiko," kata dia.
VINDRY FLORENTIN
Baca juga:
Bank BCA Bentuk Modal Ventura