TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Tri Kasih Lembong meminta setiap pihak ikut menjaga iklim investasi dalam negeri. Hal ini dia sampaikan karena adanya potensi kendala investasi tahun ini yang berasal dari stabilitas politik.
Terutama, kata Tom, sapaan Thomas, berasal dari pemilihan kepala daerah serentak yang akan diselenggarakan pada 15 Februari nanti. "Perlu diakui ada tantangan politik. Jangan sampai urusan politik domestik membelah perhatian kita," kata Tom di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017.
Tom berharap pemerintah jangan sampai kehilangan momentum reformasi ekonomi karena hal tersebut. Dia menyatakan perlu diwaspadai dampak politik domestik kepada fokus dan konsentrasi pemerintahan, lalu dampaknya ke sentimen investor.
Lalu, mengenai demonstrasi besar pada November-Desember kemarin dinilai tak membawa dampak signifikan terhadap investasi. Malah banyak investor mengapresiasi kedewasaan dan kematangan Indonesia sebagai negara demokrasi.
Alasannya, karena ada kebebasan berekspresi dengan demonstrasi yang menurut Lembong cukup tertib dan damai. Belum lagi ditambah dengan adanya dialog terbuka tentang isu sensitif, seperti ras dan agama. "Banyak negara maju kesulitan dengan isu itu, kita bisa punya dialog yang konstruktif," ucap Tom. Bahkan isu-isu tenaga kerja asing dan isu anti etnis Cina masih belum membawa dampak negatif.
Secara keseluruhan, Tom optimistis menatap 2017, tapi harus ada respons ekstra menyikapi perubahan dunia yang begitu cepat. Utamanya dengan pemerintahan Amerika Serikat di bawah Donald Trump. "Indonesia harus ekstra cepat menyesuaikan dan memanfaatkan perkembangan ini," ujar Tom.
Dalam sidang kabinet awal tahun ini, kata Tom, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution sudah mengumumkan, tahun ini akan berorientasi ke ekspor dengan memanfaatkan tren global. Dia memprediksi semester kedua tahun ini nilai tukar dolar akan menguat sehingga saat Indonesia mengekspor barang ke Amerika Serikat akan terasa murah bagi warga di sana.
Ketika Dolar Amerika Serikat menguat, menurut Tom, diperkirakan Yen Jepang dan Won Korea Selatan melemah. "Akibatnya, wisatawan Korea lebih murah ke Bali daripada ke Hawaii karena itu mesti ekstra cekatan," katanya.
Mantan Menteri Perdagangan ini mencanangkan target realisasi investasi Rp 678,8 triliun pada 2017. Target ini lebih besar dari target tahun lalu sebesar Rp 594,8 triliun dan bahkan lebih besar dari realisasi investasi pada 2016, yakni Rp 612,8 triliun
DIKO OKTARA