TEMPO.CO, Sydney - Pemerintah Australia menyatakan akan tetap mendorong kelanjutan pembahasan pakta perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), meskipun tanpa keanggotaan Amerika Serikat.
Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo, mengundang Indonesia dan Cina untuk bergabung. “Negara-negara lain juga terbuka untuk bergabung,” ujarnya seperti dilansir The Guardian, Senin, 23 Januari 2017.
Ciobo menyatakan Australia mengundang negara-negara lain untuk tetap melanjutkan pembahasan TPP. Kini TPP yang sebelumnya beranggotakan 12 negara, berkurang menjadi 11 negara seiring keputusan Presiden Donald Trump menarik keanggotaan AS di TPP.
Pada Senin petang kemarin, Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengonfirmasi komitmen Australia pada kelanjutan pembahasan TPP saat berbicara dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe melalui telepon.
Turnbull kepada media setempat menyatakan tidak ada pertanyaan apakah forum TPP mengalami rugi besar akibat AS menarik diri. Dia menegaskan Cina sangat potensial untuk bergabung.
Baca : Dolar AS Ambruk Akibat Kebijakan Proteksionis Donald Trump
“Sangat mungkin bahwa kebijakan AS akan mengubah peta keanggotaan TPP. Selain itu ada peluang besar, bahwa TPP tetap berlanjut tanpa Amerika,” kata Turnbull.
Donald Trump dalam pidato hari pertamanya sebagai Presiden AS menyatakan Negeri Abang Sam akan menarik diri dari pembahasan TPP.
Kepada kantor berita ABC, Ciobo menyatakan Australia dan Jepang ingin tetap melanjutkan proses negosiasi forum TPP. Australia sudah melakukan pembahasan dengan Kanada, Meksiko, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Chile, dan Peru.
“Saya mendengar Indonesia memiliki ketertarikan untuk ikut bergabung dan juga masih ada ruang untuk Cina. Meskipun kini keanggotaan TPP berkurang satu negara, namun terbuka untuk beberapa negara bergabung,” ujar Ciobo.
Baca : AS Tarik Diri dari TPP, Dolar Anjlok dan Rupiah Menguat
Berdasarkan draft final TPP, kesepakatan perdagangan masih bisa berlanjut meskipun jika hanya ada enam dari 12 negara yang melakukan ratifikasi. Namun enam negara itu harus mewakili 85 persen dari total produk domestik bruto 12 negara tersebut.
Artinya, pakta TPP akan sulit diwujudkan jika AS atau Jepang tidak bersedia meratifikasi perjanjian. Sebab di antara seluruh anggota, gabungan Jepang dan AS mewakili 79 persen dari total PDB 12 negara anggota TPP. Tanpa AS dan Jepang, maka tidak ada jalan untuk memenuhi syarat 85 persen PDB tersebut.
Ciobo menambahkan hingga kini belum melakukan kajian tentang kemungkinan jumlah keuntungan yang akan diraih Australia jika TPP tetap berlanjut tanpa AS.
THE GUARDIAN | ABDUL MALIK