TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan meningkat menjadi 3,4 persen tahun ini, atau tumbuh lebih kencang dibanding pada 2016 yang hanya tumbuh 3,1 persen. Pada 2018 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan mencapai 3,6 persen.
Seperti dikutip dari situs resmi IMF, Selasa, 17 Januari 2017, Direktur Departemen Riset IMF Maury Obstfeld mengatakan membaiknya ekonomi disebabkan oleh adanya perbaikan di negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah yang pada tahun lalu begitu tertekan.
Baca: Proyeksi Ekonomi 2017, Ini Beda Ramalan IMF dan Bank Dunia
"Dibandingkan dengan perkiraan kami pada Oktober, kami pikir saat ini perbaikan akan datang dengan adanya prospek yang lebih baik di Amerika Serikat, Cina, Eropa, dan Jepang," ujar Obstfeld dalam keterangan tertulisnya.
Data terbaru IMF menunjukkan, lanskap ekonomi global mulai bergeser pada semester kedua 2016. Perkembangan sejak musim panas lalu mengindikasikan beberapa momentum pertumbuhan yang sedikit lebih baik sejak awal tahun ini di sejumlah negara penting.
"Proyeksi kami bahwa pertumbuhan dunia akan lebih baik pada 2017 dan 2018 semakin mungkin terealisasi. Tapi, pada saat yang sama, masih terdapat risiko yang cenderung negatif terhadap proyeksi ini dengan ketidakpastian yang meningkat," kata Obstfeld.
Ekspansi yang lebih cepat akan terjadi tahun ini. Sektor manufaktur di beberapa negara sudah meningkat sejak awal musim panas tahun lalu. Di beberapa negara, tekanan yang menyebabkan inflasi juga menurun dengan menguatnya harga komoditas.
Baca: Rupiah Diprediksi Stabil Meski Sentimen Hard Brexit Naik
IMF mempertahankan prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini.
Adapun pekan lalu, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2017 akan mencapai 2,7 persen. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan itu sebesar 0,1 persen. Proyeksi negara-negara berkembang juga dipangkas 0,1 persen menjadi 4,2 persen tahun ini.
Setelah menghadapi krisis dan resesi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas ekonomi di negara berkembang dan negara maju perlahan mulai pulih. Hal itu didukung oleh harga komoditas ekspor yang kembali meningkat.
“Setelah melewati beberapa tahun dengan pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan, kami melihat adanya peluang penguatan prospek ekonomi global,” ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dalam keterangannya.
Stimulus fiskal di berbagai negara juga mempercepat pertumbuhan ekonomi domestik dan global. Meski demikian, ada hal yang harus diwaspadai dari sisi kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, yang berpotensi cenderung lebih proteksionis. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang sepanjang tahun ini setidaknya bisa meningkat hingga rata-rata 4,2 persen, dari tahun lalu sebesar 3,4 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI | GHOIDA RAHMAH