TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari hingga Desember 2016, Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor non migas terbesar.
Sepanjang 2016, nilai ekspor ke Amerika mencapai US$ 15,68 miliar atau berkontribusi 11,94 persen dari total ekspor non migas. Ekspor non migas ke Amerika juga meningkat 2,46 persen dibandingkan periode yang sama di 2015 sebesar US$ 15,30 miliar (YoY).
Baca Juga: Ekspor Naik, Menteri Darmin: Arahnya Sudah Benar
Adapun pada Desember 2016, ekspor ke negeri Paman Sam itu sebesar US$ 1,45 miliar, naik US$ 118,8 juta atau 8,88 persen dibandingkan November 2016 (MoM) sebesar US$ 1,33 miliar.
"Pangsa ekspor nonmigas tidak berubah, dari bulan ke bulan tetap sama. Tidak gampang untuk mencari pasar baru yang kemudian mendominasi pasar ekspor kita," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto dalam Konferensi Pers di BPS, Senin, 16 Januari 2017.
Adapun peringkat kedua untuk pangsa pasar ekspor non migas diduduki oleh Cina dengan market share 11,49 persen, dan nilai ekspor sepanjang 2016 mencapai US$ 15,09 miliar. Angka tersebut meningkat 13,85 persen dibandingkan nilai ekspor 2015 sebesar US$ 13,26 miliar.
Pada Desember 2016, ekspor ke Cina mencapai US$ 1,86 miliar, naik US$ 51,1 juta atau 2,82 persen dibandingkan November 2016 sebesar US$ 1,81 miliar.
Baca: Ekspor Naik, Sri Mulyani Terus Pantau Kondisi Global
Peringkat ketiga, diduduki oleh Jepang, dengan peningkatan nilai ekspor sepanjang 2016 mencapai US$ 13,21 miliar atau naik 10,06 persen dari periode yang sama di 2015 (YoY) sebesar US$ 13,09 miliar.
Adapun di Desember lalu, ekspor non migas Indonesia ke Jepang justru menurun -3,98 persen dari US$ 1,29 miliar menjadi US$ 1,24 miliar.
Tiga negara tujuan ekspor tersebut berkonstribusi total 36,39 persen terhadap keseluruhan ekspor di Desember 2016, dan 33,49 persen di sepanjang 2016.
Sementara itu, peningkatan ekspor migas juga ke sebagian besar negara tujuan utama yakni Korea Selatan US$ 115,5 juta atau naik 26,6 persen dari US$ 427 juta menjadi US$ 539,4 juta di Desember 2016 (MoM).
Simak: Sri Mulyani Minta Pemuka Agama Taat Bayar Pajak
Malaysia naik US$ 81,7 juta atau 14,72 persen, Belanda US$ 41,0 juta atau 12,09 persen, Singapura naik US$ 23,4 juta atau 3,42 persen, Jerman naik US$ 21,7 juta atau 9,74 persen, dan Taiwan naik US$ 12,7 juta atau 5,72 persen dibandingkan November 2016.
DESTRIANITA