TEMPO.CO, Kendari - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah merupakan perluasan kawasan industri agar tidak bertumpu pada Pulau Jawa. Menurut Airlangga, sebagai salah satu dari 14 kawasan industri yang dibangun di luar Pulau Jawa, Kawasan Industri Morowali memberikan dampak ganda bagi perekonomian daerah dan nasional.
Dampak yang diharapkan adalah kesejahteraan masyarakat. Kawasan Industri Morowali berbasis industri baja dan logam dapat membuka peluang wirausaha serta industri kecil dan menengah (IKM). Misalnya industri garmen atau makanan yang diperlukan untuk menyuplai kebutuhan ribuan tenaga kerja di wilayah tersebut.
Sebagai perangsang adanya IKM, Kementerian Perindustrian memberikan fasilitas pengembangan kepada para pelaku wirausaha pakaian jadi, berupa mesin jahit, pelaksanaan bimbingan teknis, serta pendampingan kewirausahaan.
Baca: Temui Jokowi, PM Jepang Shinzo Abe Bawa 30 CEO
“Kehadiran industri di Morowali telah menyerap puluhan ribu tenaga kerja,” kata Airlangga ketika memberikan pengarahan dalam acara Bimbingan Teknis Produksi dan Pengembangan Daya Saing IKM Pakaian Jadi di sela kunjungan kerjanya di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Rabu, 11 Januari 2017.
Direktur Jenderal Industri Kecil menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibaningsih mengatakan program penguatan kapasitas wirausaha ini untuk menyinergikan program Kementerian melalui Direktorat Jenderal IKM dengan pengelola kawasan industri Morowali, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
“Kami berharap, melalui Pemerintah Daerah Morowali, IKM lain dapat terus tumbuh melalui pengelolaan sumber daya alam yang ada, nilai tambah produk meningkat, dan pemasaran produk meluas,” ucap Gati.
Gati memastikan kegiatan ini akan mendorong tumbuhnya wirausaha baru mandiri di bidang konveksi yang siap menjawab tantangan global. Langkah tersebut juga berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, di mana Kementerian Perindustrian menargetkan penciptaan 20 ribu wirausaha baru.
Baca: 35 Tahun di Bursa Efek, Aset Unilever Naik 110 Kali Lipat
“Dalam mengejar sasaran tersebut, sepanjang tahun 2016, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program pelatihan, pemberian start-up capital, dan pendampingan kepada 3.745 calon wirausaha baru, di mana 200 di antaranya sudah mendapatkan legalitas usaha industri,” ujar Gati.
Kementerian Perindustrian mencatat, pada 2015, IKM pakaian menyerap tenaga kerja secara nasional sebanyak satu juta orang. Sedangkan di Kabupaten Morowali terdapat 54 IKM pakaian jadi yang menyerap tenaga kerja sekitar 102 orang. Nilai produksi dan jasa dari IKM pakaian jadi sebesar Rp 73,4 triliun pada 2016, sedangkan pada 2017 diproyeksikan mencapai Rp 74,6 triliun atau naik 1,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
ROSNIAWANTY FIKRI (KENDARI)