Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Rp 75 Ribu, DIY Rencanakan Operasi Pasar Cabai

image-gnews
Cabai rawit merah. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Cabai rawit merah. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pengendali Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta merencanakan operasi pasar cabai untuk menekan harga komoditas itu, khususnya cabai rawit merah yang hingga saat ini masih melambung tinggi di pasaran.

"Salah satu yang direncanakan TPID adalah operasi pasar (OP)," kata Ketua III Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY Arief Budi Santoso di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Senin (9 Januari 2017).

Menurut dia OP cabai tidak mudah karena termasuk komoditas yang memiliki daya simpan rendah. Oleh sebab itu, rencana itu masih akan dikoordinasikan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop) DIY serta Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre DIY.

"Setelah mendapat izin dari Disperindag dan Bulog DIY memang ada rancangan melakukan OP, karena tidak mudah melakukan OP cabai," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY itu.

Berdasarkan pemantauan Disperindag DIY harga cabai rawit merah di Pasar Demangan, Pasar Bringharjo, dan Pasar Kranggan Yogyakarta terakhir mencapai Rp74.333 per kg. Sejumlah jenis cabai lain juga masih stabil tinggi, seperti cabai rawit hijau masih dijual Rp55.333 per kg, cabai merah besar dan cabai merah keriting Rp33.333 per kg.

Meski demikian, Arief mengatakan tingginya harga cabai rawit merah diperkirakan tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap laju inflasi DIY pada Januari 2017 karena masih diimbangi dengan harga sejumlah komoditas pokok lain yang hingga saat ini masih terkendali.

"Bahwa ada pengaruh iya, tetapi bobotnya tidak terlalu signifikan karena masih tertolong komoditas lain yang harganya masih terkendali seperti beras," kata dia.

Arief mengatakan meski kondisi cuaca cukup berpengaruh terhadap produksi tanaman cabai, namun persediaan cabai di DIY sesungguhnya masih melimpah. Saat ini, menurut dia, masih ada 1.300 hektar lahan tanaman cabai yang siap dipanen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tetapi yang namanya pasar, bisa saja hasil (tanaman cabai) di Yogyakarta lari ke daerah-daerah lain," kata dia.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY (BKPP DIY) Arofah Noor Indriani mengakui produksi cabai di DIY sesungguhnya berlebih atau jauh lebih tinggi dari kebutuhan masyarakat. 

Menurut dia, rata-rata produksi cabai di DIY mencapai 80 ton per tahun, sementara kebutuhan masyarakat hanya berkisar 20-25 ton per tahun. "Produksi cabai DIY sesungguhnya 3-4 kali lipat dari kebutuhan," kata dia.

Namun demikian, menurut dia, 75 persen produksi cabai di DIY lebih banyak disalurkan ke daerah-daerah lain seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selain kualitas cabai di DIY banyak diminati daerah lain, petani cabai di DIY lebih memilih menjual ke daerah lain karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

"Sehingga untuk mencukupi kebutuhan masyarakat DIY sendiri, kita justru harus mendatangkan dari daerah lain seperti Muntilan dengan harga yang lebih tinggi," kata dia.

Pemda DIY, menurut dia, tidak memiliki instrumen untuk mengendalikan lalu lintas perdagangan cabai agar tidak banyak mengalir ke luar daerah. "Kami tidak bisa mengendalikan," kata Arofah.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

17 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

25 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.


Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

21 November 2023

Kirab budaya pemilu damai di Yogyakarta melintasi Jalan Malioboro Selasa (21/11). (Dok. Istimewa)
Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

Keamanan dan kenyamanan di Yogyakarta jadi investasi karena tanpa itu, dua sumber kehidupan yakni pariwisata dan pendidikan akan terpengaruh.