TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Muhammad Syakir mengatakan pihaknya telah mengembangkan varietas cabai yang tahan hujan. Varietas tersebut diberi nama cabai amfibi.
"Ini solusi bagi daerah yang tertimpa hujan dan sering tertimpa hama penyakit," ucap Syakir kepada Tempo saat dihubungi, Sabtu 7 Januari 2017.
Varietas ini merupakan cabai yang bisa hidup di musim kemarau sekaligus bisa adaptif dengan musim hujan. Syakir berujar, ada sejumlah jenis cabai amfibi, yang tetap bisa berproduksi saat musim hujan. "Bisa sampai 20 ton per hektare."
Cabai amfibi sudah mulai disosialisasi ke masyarakat sejak setahun terakhir oleh Balitbang Pertanian dan sudah mulai ditanam di sejumlah daerah di Indonesia. "Ini sudah mulai dikembangkan di Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara," tutur Syakir.
Menurut Syakir, cabai ini bisa ditanam seperti varietas cabai lain. Selain itu, ucap Syakir, harga bibit cabai ini relatif sama dengan bibit cabai yang biasa dipakai para petani.
Namun, diakui Syakir, petani masih sulit meninggalkan kebiasaannya memakai bibit cabai yang biasa dipakai. Bagi Syakir, ini sama dengan jenis bibit padi. "Kami sudah mengembangkan jenis bibit padi yang bagus, tetap saja petani memakai (bibit) Ciherang."
Ketika ditanyai, mengapa baru setahun terakhir ini varietas tersebut disosialisasi, Syakir mengaku baru dua tahun terakhir merasakan sektor pertanian digenjot pemerintah. "Memang baru dua tahun ini digenjot," kata Syakir.
DIKO OKTARA