TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (persero) Sofyan Basir mengatakan ada penambahan pelanggan listrik untuk golongan 450 volt ampere (VA). Kenaikan itu mencapai empat juta pelanggan. "Sebelumnya ada 23 juta pelanggan sekarang jadi sekitar 27 juta," kata Sofyan di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 6 Januari 2017.
Dengan adanya tambahan pelanggan 450 VA, lanjut Sofyan, subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah pun ikut naik. Menurut dia, penambahan subsidi itu mencapai kisaran Rp 4 triliun. "Jadi masyarakat miskin yang diberikan subsidi bukan dihilangkan," ucapnya.
Baca: PLN Alihkan 701.618 Pelanggan Tarif Subsidi ke Reguler
Sebelumnya, PLN disebut telah menaikkan tarif listrik untuk pelanggan berdaya 900 VA. Sofyan pun membantahnya. Ia menjelaskan di 2017 pemerintah ingin memberikan subsidi kepada masyarakat yang benar-benar tidak mampu. Dari penelusuran PLN dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di pelanggan 900 VA, ternyata ada 18 juta pelanggan, dari total 23 juta, yang tergolong mampu.
PLN pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan subsidi kepada pelanggan mampu yang ada di golongan 900 VA. "Mereka tidak berhak mendapat subsidi karena bukan masyarakat miskin," kata Sofyan.
Baca: Pembangkit Listrik Jawa-Bali akan Capai 30 Ribu Megawatt
Lebih lanjut, Sekretaris TNP2K Bambang Widianto mengatakan tambahan empat juta pelanggan berdaya 450 VA telah melewati proses verifikasi. TNP2K mengklaim sudah mengantongi data masyarakat yang layak mendapatkan subsidi. Ada banyak variabel yang dipakai TNP2K dalam menentukan golongan mampu dan tidak mampu.
Ia mengatakan ada 50 variabel, salah satunya ialah kondisi tempat tinggal atau rumah. Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diterima Tempo besaran subsidi listrik yang diterima pelanggan daya 450 VA dan 900 VA tergantung jumlah pemakaian. Rata-rata untuk konsumen 450 VA subsidi yang diperoleh sebesar Rp 80.000 per konsumen per bulan. Sedangkan konsumen daya 900 VA mendapat subsidi Rp 90.000 per konsumen per bulan.
ADITYA BUDIMAN