TEMPO.CO, Jakarta -Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian menyosialisasikan kegiatan pencegahan Zoonosis untuk memutus mata rantai penularan. Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan hewan ke manusia, seperti rabies dan tuberculosis.
Baca : Antisipasi Zoonosis, PDHI Minta Bonbin Bandung Ditutup
Salah satu kegiatannya pelatihan sekitar 960 orang siswa Sekolah Dasar (SD) berusia 9 – 12 tahun menjadi dokter hewan cilik. Program pelatihan dokter hewan cilik di 12 provons1 ini bertujuan agar siswa SD menjadi duta atau kader pencegahan penularan zoonosis khususnya Rabies. Mengingat lebih dari 50 persen korbannya adalah anak–anak.
Baca : Jawa Tengah, Konsumsi Daging Anjing 223 Ekor per Hari
Materi yang diberikan pada program Zoonosis khususnya Rabies mencakup pengetahuan dasar tentang zoonosis, pengetahuan dasar mengenai rabies, tindakan pencegahan gigitan anjing, tindakan pertolongan pertama dan penyebaran informasi terkait rabies kepada teman di sekolah ataupun di lingkungannya.
"Beberapa zoonosis telah dikenal di Indonesia dan sangat ditakuti karena dapat menyebabkan kematian untuk manusia dan hewan," ujar Boedhy Angkasa, Kepala Sub Zoonosis, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner seperti dikutip siaran pers Kementerian Pertanian, Jumat, 6 Januari 2017.
Baca : Menjelang MTQ di Mataram, Petugas Suntik Mati Anjing Liar
Penyebaran zoonosis di Indonesia semakin meluas sampai ke pulau atau daerah lain yang awalnya berstatus bebas menjadi daerah tertular. Contohnya penyebaran penyakit Rabies yang ditularkan melalui gigitan anjing. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan penanganan hewan karnivora piara, terutama anjing dan kucing.
Baca : Pecinta Satwa: Pembantaian Kucing Kampung Meningkat
Peran masyarakat sangat menentukan keberhasilan pemerintah dalam mencegah dan mengendalikan zoonosis di Indonesia. Seperti pada kasus penyakit rabies, kesadaran masyarakat dalam program vaksinasi hewan piara, peningkatan kualitas manajemen pemeliharaan hewan piara, peningkatan kebersihan diri dan lingkungan merupakan kunci awal dalam pencegahan dan pengendaliannya.
Pemahaman masyarakat terhadap tata cara penanganan luka dan tahapan pelaporan, jika terdapat kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) juga mempunyai peranan yang penting.
ALI HIDAYAT