TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan properti Colliers International menyatakan pasokan properti perkantoran di wilayah Surabaya, Jawa Timur, terus berkembang. Namun, dengan catatan pasokan yang ada tidak jauh melampaui tingkat permintaan.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyatakan, empat gedung perkantoran yang baru beroperasi membawa tambahan pasokan 78.081 meter persegi pada 2016. "Dinilai merupakan jumlah pasokan tahunan terbesar di kota tersebut sejak 1990," katanya dalam paparan properti mengenai kota Surabaya yang digelar di Jakarta, Kamis 5 Januari 2017.
Keempat gedung tersebut adalah Pakuwon Center dan MNC Tower yang mulai beroperasi pada semester awal 2016, sedangkan AMG Tower dan Skyline Office Tower mulai beroperasi pada paruh akhir tahun yang sama. Empat gedung perkantoran baru tersebut juga membawa pertumbuhan pasokan kumulatif sebesar 29 persen year on year. Namun, pasokan pada 2017 diperkirakan bakal lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga:
Berita Hoax Tak Cuma Soal Politik, Tapi Juga Serang Merek
Jalan-jalan Jam 3 Pagi, Ratu Inggris Nyaris Ditembak
Sementara itu, daerah Surabaya Timur dan Barat diperkirakan bakal menjadi kontributor terbesar bagi sektor properti perkantoran dalam hal pasokan pada masa mendatang.
Namun, permasalahan banyaknya tambahan pasokan dinilai juga mengakibatkan turunnya okupansi atau tingkat keterhunian sebesar 12 persen y-o-y. Sehingga rata-rata okupansi kantor 75 persen.
Faktor lainnya yang mengakibatkan turunnya tingkat keterhunian perkantoran adalah melambatnya perekonomian global yang memengaruhi perlambatan ekspansi industri keuangan seperti perbankan dan perusahaan asuransi. Untuk itu, tingkat harga sewa juga diperkirakan tetap akan rata pada 2017 karena masih banyaknya ruang kosong yang belum terisi.
Baca juga:
Bambang Tri, Penulis Jokowi Undercover, Dikenal Suka Debat
Cerita Ajudan Bupati Klaten Soal Jual-Beli Jabatan, Itu...
Untuk sektor apartemen Surabaya, meski adanya kompetisi ketat dalam pembangunan apartemen, Colliers menyatakan pengembang tetap memegang ekspektasi positif ke depannya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh iklim penurunan suku bunga perbankan dan beralihnya minat kaum muda yang semakin lama semakin banyak memilih tinggal di pusat kota Surabaya.
Adapun sektor ritel juga diperkirakan bakal terus berkembang di Surabaya dengan keberadaan setidaknya enam mal atau pusat perbelanjaan baru yang sekarang sedang dibangun.
ANTARA