Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komnas Pengendalian Tembakau Desak Pemerintah Aksesi FCTC  

image-gnews
Ilustrasi Tembakau. Getty Images
Ilustrasi Tembakau. Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya -- Komisi Nasional Pengendalian Tembakau menyatakan memiliki resolusi  2017 yaitu Pemerintah Indonesia harus mengaksesi FCTC. Widyastuti Soerojo dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia--salah satu organ Komnas PT--mengatakan Indonesia harus aksesi FCTC karena saat ini industri rokok nasional dikuasai asing.

Dimulai dari dibelinya saham HM Sampoerna oleh Philip Morris International pada 2005, empat tahun kemudian masuk Brithis American Tobacco pada 2009, kemudian berturut pada 2011, 2012 dan 2014 masuk perusahaan rokok asal Korea KT&J, Japan Tobacco Internasional dan Internasional Tobacco Asia. "Kenapa banyak perusahaan asing karena regulasi kita tidak tegas, karena itu Indonesia harus aksesi FCTC," kata dia, Kamis 5 Januari 2017, dalam workshop FCTC yang digelar AJI Surabaya dan Komnas PT di Hotel Ibis.

Adapun FCTC kepanjangan dari Framework Convention on Tobacco Control atau kerangka kerja pengendalian tembakau. FCTC adalah penjanjian internasional yang digagas badan kesehatan dunia WHO.

Regulasi yang lemah, kata Widyastuti, membuat perusahaan asing memandang Indonesia sangat prospek untuk pasar rokok masa depan. Dampaknya, produksi rokok di Indonesia tak terkendali. Pada 2005, produksi rokok masih 235 miliar batang per tahun. Pada 2013 meningkat menjadi 346 miliar batang. "Padahal, target awal pemerintah produksi rokok antara 2015-2020 adalah 260 miliar batang, target ini sudah terlampaui," tuturnya.

Baca juga:
Cinta Laura Ada di Majalah Pria Dewasa, Ini Kata Netizen
Wiranto: Anggota Badan Cyber Nasional Tak Sembarangan

Widyastuti menambahkan, produksi rokok yang tidak terkendali itu, sejalan dengan pertumbuhan perokok pemula di Indonesia. Data BPS menyebutkan pada 2013 jumlah perokok pemula usia 10-14 tahun mencapai 3,9 juta atau rata-rata 10 ribu orang per hari. Sedangkan pertumbuhan perokok muda usia 15-19 tahun mencapai 12,5 juta jiwa atau rata-rata 34 ribu orang per hari. Bagi Widyastuti, fakta ini menunjukkan perusahaan rokok mengincar generasi muda sebagai pangsa pasar potensial di masa depan. "Ini harus dicegah, salah satunya Indonesia harus meratifikasi FCTC," tutur dia.

Data WHO menyebutkan saat ini sudah ada 180 negara di dunia yang meratifikasi FCTC. Termasuk empat negara penghasil tembakau terbesar di dunia yaitu China, Brasil, India dan Zimbabwe. Dan di kawasan Asia, hanya Indonesia yang tidak meratifikasi FCTC. Alasannya, Pemerintah Indonesia menilai beleid FCTC bisa merugikan petani tembakau, bisa menimbulkan PHK buruh rokok serta rawan kepetingan Asing.

Widyastuti menjelaskan, alasan-alasan untuk menolak ratifikasi FCTC terkesan mengada-ada. Sebab, data perdagangan internasional menunjukkan FCTC tidak memengaruhi produksi tembakau di negara-negara penghasil tembakau terbesar di dunia. Sebaliknya, produksk tembakau mereka meningkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mencontohkan China, negeri komunis ini meratifikasi FCTC pada 2006. Pada 2002 produksi tembakau China di angka 2,4 juta ton, sepuluh tahun kemudia produksinya mencapai 3,2 juta ton di 2012. Begitu pun Brasil, pada 2002 produksi tembakau negeri samba ini hanya 654 ribu ton, pada 2012 naik menjadi 810 ribu ton. India yang semula produksi tembakaunya 575 ribu ton pada 2002, naik menjadi 875 ribu ton setelah negeri Bollywood ini meratifikasi FCTC pada 2005. "Ini bukti, FCTC tidak memengaruhi produksi tembakau di negara yang meratifikasinya, jadi kekhawatiran indonesia tidak beralasan," tutur dia.

Baca:
183 Negara Setuju FCTC, Jokowi: Indonesia Jangan Ikut-ikutan
Presiden Minta Impor Tembakau Dikurangi

Sebaliknya, Widyastuti melanjutkan, produksi tembakau Indonesia tidak meningkat meski tidak meratifikasi FCTC. Rata-rata produksi tembakau dalam negeri hanya 167 ribu ton per tahun. Jumlah ini tidak memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga Indonesia harus impor tembakau luar rata-rata 248 ribu ton per tahun.

Menurut dia, produksi tembakau Indonesia tidak meningkat karena luas lahan tembakau tidak bertambah, malah berkurang. Sejak tahun 1975 hingga 2015, luas areal tembakau dikisaran 197 hingga 198 ribu hektar. "Kalau impor tidak terkendali, produksi tembakau kita sulit naik," ujarnya.

Apalagi, harga tembakau di Indonesia Rp 30 hingga 50 ribu per kilogram terbilang mahal. Karena harga tembakau impor dari China hanya Rp 25 ribu per kilogram, kualitasnya pun lebih baik.

MUSTHOFA BISRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

13 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

33 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya


Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

6 Desember 2023

Anak muda melakukan aksi sehat pengendalian tembakau di Lapangan Monas pada 2017, dengan mengumpulkan ribuan puntung rokok di Jabodetabek yang menyebabkan sejuta masalah. Foto: Dok. Lentera Anak.
Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

Peraturan Pemerintah 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau sangat lemah.


Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

29 November 2023

Halaqah Kesehatan 2023 yang diinisiasi oleh Muhammadiyah dalam mewujudkan perlindungan masyarakat dari dampak buruk zat adiktif rokok pada Selasa, 28 November 2023. TEMPO/Intan Setiawanty.
Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 dan 2021 mengungkapkan meningkatnya jumlah perokok pasif menjadi 120 juta orang.


Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.


Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Pekerja melakukan perawatan rumput lapangan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur, Senin 13 Maret 2023. Perbaikan sejumlah fasilitas agar sesuai standar FIFA di stadion itu dalam rangka persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di stadion itu pada Mei mendatang. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.


Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

26 September 2023

Vinda Zakiyatuz Zulfa, peraih gelar doktor fisika di ITS Surabaya yang diwisuda pada 16-17 September 2023. Istimewa
Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

Kebahagiaan menghampiri Vinda Zakiyatuz Zulfa, 27 tahun, yang meraih gelar doktor bidang fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.