TEMPO.CO, Jakarta - PLN Area Jambi menargetkan pada 2018 seluruh desa di Jambi sudah teraliri jaringan listrik.
Manager PLN Area Jambi Joni mengatakan, dari 120 desa yang belum teraliri jaringan listrik, 24 di antaranya sudah dituntaskan pada 2016.
“Pada 2017 ini sudah dianggarkan untuk 35 desa. Namun kita PLN Area Jambi dan Bungo justru punya planning pada 2017 mengaliri 55 desa dan sisanya akan kita tuntaskan pada 2018,” kata Joni kepada Bisnis, 5 Januari 2017.
Menurut Joni, dari 3 provinsi yang tergabung di S2JB Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), pembangunan jaringan listrik pedesaan di Jambi tergolong pesat. Dia mencontohkan, sepanjang 2016, di PLN Area Bengkulu hanya 5 desa, sementara di Lahat, Sumatera Selatan, tidak sampai 20 desa.
“Jadi, dari sisi pembangunan, kita tergolong pesat dibanding daerah S2JB lain di wilayah Sumbagsel,” kata Joni.
Untuk transmisi dan gardu induk (GI), PLN Area Jambi, kata Joni, pada 2017 akan mengoperasikan 3 GI, yaitu GI Kerinci-Sungai Penuh pada Januari 2017, GI Tebo akhir Januari 2017, dan GI Sarolangun pada Juni 2017 mendatang. Joni meyakini, jika ketiga GI itu beroperasi, pertumbuhan dan penyerapan listrik di Jambi akan lebih tinggi.
“Kapasitas listrik di Jambi ini di kisaran 620-640 MW, sedangkan beban puncak Jambi hanya berkisar 300-320 MW. Namun, karena transmisi dan GI kita terbatas, penyebaran listrik ini justru tidak sampai ke daerah. Jika sampai pun, kualitasnya tidak kuat menyuplai kebutuhan listrik masyarakat,” ujarnya.
Keterbatasan GI di Jambi ini membuat PLN harus membuat siasat. PLN, menurutnya, bahkan harus mematikan pembangkit listrik di Selincah jika pembangkit wilayah V Sumatera Selatan beroperasi.
“Jambi itu kelebihan supply energi. Bayangkan, jika Sumatera Selatan V beroperasi, pembangkit kita di Selincah harus off karena kelebihan supply. Kalau GI di daerah beroperasi, saya yakin serapan listrik ini akan sampai ke masyarakat dengan optimal,” ucapnya.
Joni menjelaskan, ada 3 penyebab pembangunan GI di Jambi terhambat, di antaranya pembebasan lahan dan biaya tanam tumbuh yang sering ditolak masyarakat.
Selain itu, masalah jalan menjadi kendala PLN dalam memobilisasi peralatan karena jembatan di sejumlah daerah di Jambi masih terbuat dari kayu. Hambatan lainnya karena sejumlah daerah sudah punya listrik mandiri, seperti PLTS yang dibiayai pemerintah pusat. Hasilnya, PLN mengambil pertimbangan untuk menunda.
Namun demikian, dia optimistis pada 2018 GI di sejumlah wilayah di Jambi sudah beroperasi sesuai dengan program 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah pusat.