TEMPO.CO, Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan berada di teritori negatif pada perdagangan hari ini. Analis Senior dari Bina Artha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan kemungkinan indeks akan turun di level support 5.271–5.284.
”Bertepatan dengan akhir tahun 2016, IHSG banyak dilanda aksi ambil untung (profit taking). Tetap cermati sentimen yang dapat mempengaruhi IHSG,” ujar Reza dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Januari 2017.
Pada penutupan perdagangan akhir 2016, yakni pada Jumat, 30 Desember 2016, IHSG ditutup di teritori negatif atau turun 0,11 persen ke level 5.296.
Menurut Reza, support pertama dan kedua IHSG akhir pekan lalu berada dalam rentang 5.284 dan 5.271. Sementara itu, resistan pertama dan kedua berada di level 5.322 dan 5.347.
Meski begitu, pada perdagangan akhir pekan lalu, asing masih mencatatkan aksi beli (nett buy) Rp 97,92 miliar dari hari sebelumnya aksi jual (nett sell) Rp 223,47 miliar.
Reza mengatakan pelemahan terjadi karena banyak pelaku pasar yang memanfaatkan penguatan signifikan dalam beberapa hari sebelumnya untuk aksi ambil untung atau menjual saham-saham yang melemah atau tersangkut dalam portofolionya.
”Pelemahan yang terjadi tidak banyak mengganggu skenario kami terhadap IHSG yang juga sempat mengalami penguatan di awal sesi,” ujarnya.
Reza menilai, dalam perdagangan hari ini, IHSG tidak akan dimanfaatkan para investor untuk kembali melakukan aksi jual yang dapat mengganjal laju pembalikan arah IHSG.
Di sisi lain, pelemahan IHSG turut dipengaruhi pergerakan bursa saham Asia yang cenderung variatif melemah. Walau terkesan agak sedikit dipaksakan, paling tidak IHSG telah membayar pelemahan yang terjadi sejak 9 hingga 23 Desember 2016.
”Bahkan mampu melampaui target akhir tahun kami untuk IHSG di level 5.150–5.250,” tutur Reza.
DESTRIANITA K