TEMPO.CO, Jakarta - Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) akan membiayai tiga proyek potensial yakni, jalan tol di Sumatera, pembangkit listrik dan pembiayaan operasional serta perawatan waduk. “Sudah masuk rencana ,” kata Wakil Presiden AIIB Luky Eko Wuryanto, kepada Tempo, akhir pekan lalu.
Ihwal besaran dana, Luky mengatakan pembahasan masih dibahas dengan pemerintah. Setidaknya, proyek pembiayaan operasional waduk dan pembangkit listrik Jawa 7 bisa segera dicairkan pada tahun ini. “Jalan tol Sumatra pada 2018 cair.”
Ketiga proyek tersebut akan menjadi proyek kelima yang dibiayai AIIB. Sebelumnya, AIIB telah menggelontorkan dana untuk pembangunan penanggulangan kawasan kumuh senilai US$ 216 juta (Rp 2,8 triliun). Adapun pendanaan pembangunan infrastruktur regional senilai US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun).
Sedangkan pembiayaan operasional dan perawatan waduk memerlukan biaya US$ 300 juta atau Rp 4 triliun. Sedangkan proyek tol dan pembangkit masing-masing butuh US$ 7,5 miliar (Rp 100 triliun) dan US$ 1,8 miliar (Rp 23,4 triliun).
“Tapi balik lagi saingan Indonesia semua negara Asia agar dana bisa cair,” kata bekas Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) itu.
Luky mengatakan kelak pihaknya akan membuat kantor perwakilan di Indonesia. Sebab ada banyak proyek negara yang terhimpun dalam buku utang (blue book) yang berpotensi dibiayai AIIB. “Anda tahu sendiri kan hubungan politik Indonesia dan Cina seperti apa,” kata dia.
Direktur Sistem dan Prosedur Pendanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Basah Hernowo, mengatakan pinjaman luar negeri merupakan solusi termudah untuk memperoleh sumber pendanaan pembangunan. Seperti yang diketahui duit negara hanya ada sebesar Rp 1.978,6 triliun dari kebutuhan pembangunan lima tahun Rp 4.796,2 triliun.
ANDI IBNU