TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sepuluh tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan 193,36 persen.
"Ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia, tertinggi kelima di antara bursa-bursa utama dunia serta tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik," kata Kepala Divisi Komunikasi PT Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono dalam siaran hari ini, Jumat, 30 Desember 2016.
Yulianto Aji Sadono menerangkan, kenaikan itu tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia. Sepanjang 2016 sampai dengan penutupan perdagangan akhir tahun, IHSG telah meningkat 15,32 persen dan ditutup di level 5.296,711 poin. Sedangkan dana yang berhasil dihimpun di sepanjang 2016 mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia, yakni Rp 674,39 triliun dan US$ 247,50 juta.
Baca: 2016, BEI Tambah 16 Emiten Baru
Jumlah itu terdiri dari aktivitas Pencatatan Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 12,11 triliun, Pencatatan Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) Rp 61,85 triliun, penerbitan waran Rp 1,14 triliun, dan 84 emisi baru obligasi dan sukuk korporasi yang diterbitkan oleh 56 Perusahaan Tercatat Rp 113,29 triliun, dan US$ 47,50 juta.
Dana Rp 674,39 triliun dan US$ 247,50 juta tadi juga berasal dari 1 Exchange Traded Fund (ETF) Rp 6,3 miliar, dua emisi Efek Beragun Aset (EBA) Rp 1,37 triliun, serta 220 seri Surat Berharga Negara (SBN) yang dicatatkan di tahun ini Rp 484,63 triliun, serta US$ 200 juta. "Sebagian besar dari dana yang diraih oleh perusahaan di Pasar Modal digunakan untuk pengembangan usaha dan penambahan modal," tutur Yulianto.
Simak: OJK: IHSG Tumbuh 15,45 Persen Sepanjang 2016
Pada hari ini, Bursa Efek Indonesia menyelenggarakan seremonial Penutupan Perdagangan Saham di 2016 tang ditutup oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI Darmin Nasution. Hadir pula dalam acara ini Gubernur BI Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, dan jajaran Dewan Komisioner serta pejabat OJK, Direksi BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia.
Sampai dengan penutupan perdagangan kemarin, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek mengalami peningkatan 30,03 persen dibandingkan dengan 2015. Rata-rata frekuensi transaksi harian tumbuh 18,91 persen (yoy), rata-rata volume transaksi harian naik 31,36 persen (yoy). Kapitalisasi pasar juga meningkat 18,18 persen dibandingkan dengan 2015.
Simak: Ekspresi Pialang Saham saat IHSG Melemah
Yulianto menerangkan, jumlah raihan dana dari aksi korporasi di Pasar Modal selalu meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Yulianto, pada 2017 BEI yakin angkanya akan terus meningkat, sehingga peran pasar modal dalam mewujudkan pembangunan akan semakin dirasakan oleh masyarakat.
Pencapaian tersebut juga merupakan cerminan dari kekuatan ekonomi Indonesia, dukungan OJK serta koordinasi dengan pemerintah dan Bank Indonesia dalam memajukan pasar modal Indonesia. "Mimpi besar BEI menjadi yang terbesar di Asia Tenggara di 2020 diyakini dapat segera dicapai dengan kerja keras dan kerja sama semua pihak serta dukungan pemerintah," ujar Yulianto.
DESTRIANITA